Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Pakaian Iman Orang-Orang Pilihan Tuhan




eBahana.com – Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. (Mat. 22:11– 2)

Pakaian sering kali menjadi sebuah simbol “identitas” seseorang. Pakaian juga dapat menunjuk pada tanda pemersatu sebuah komunitas. Sebagai contoh, pakaian adat Jawa seperti Beskap, walaupun sama-sama pakaian adat Jawa, karakteristik khususnya akan membedakan antara gaya komunitas Solo dan Jogja. Dengan
demikian pakaian bisa menjadi salah satu “simbol” bagi kita untuk mengekspresikan jati diri kita.

Dalam Injil Matius 22:1–14 pakaian pesta yang dimaksud dalam perumpamaan tentang perjamuan
kawin bukanlah pakaian jasmani seperti beskap gaya Solo atau Jogja. Pakaian pesta ini merupakan wujud
ekspresi iman orang percaya yang sudah dipanggil dan dipilih Allah. “Banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih” adalah sebuah pernyataan yang menegaskan bahwa banyak yang diajak (dipanggil) untuk menjadi murid Tuhan, tetapi hanya sedikit yang lolos seleksi. Seperti cerita Gideon, dari 22.000 rakyat Israel yang dipanggil, ternyata hanya 300 yang menjadi orang pilihan.

Pakaian Pesta
Kita adalah orang-orang yang bukan hanya dipanggil, melainkan juga dipilih. Dan simbol orang yang dipanggil dan dipilih dalam perumpamaan ini adalah “pakaian pesta”. Pakaian pesta ini menyimbolkan bahwa orang-orang percaya harus selalu menggunakan “pakaian iman” dalam kehidupannya. Sebagai orang pilihan, tindakan kita juga harus menunjukkan diri sebagai orang yang benar-benar pilihan. Maksud dari hal ini adalah jika kita mengaku sebagai pengikut Kristus, mari kita menunjukkan diri melalui perbuatan kita yang seturut dengan teladan Yesus Kristus.

Dengan “pakaian iman”, kita semakin dituntut untuk semakin “ngristeni” (bergaya hidup menyerupai Yesus
Kristus). Saat ini banyak orang yang mengaku percaya, tetapi tidak mau memakai “pakaian iman” atau “durung ngristeni” bahkan ada yang “ora ngristeni”. Hal ini dikarenakan banyak orang percaya yang masih
dalam taraf “dipanggil”, Orang-orang yang digambarkan sebagai orang yang tidak mengenakan “pakaian pesta” inilah yang akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap.

Oleh karena itu, mari kita sebagai orang-orang percaya pilihan harus selalu mengenakan pakaian iman kita. Pakaian iman kita adalah melakukan segala yang diperintahkan Allah kepada kita. Tuhan Yesus Kristus sudah
memberikan teladan kepada kita bagaimana cara kita dalam mengenakan pakaian iman kita. Tuhan Yesus Kristus telah memberikan teladan kepada kita bagaimana cara kita dalam mengenakan pakaian iman kita.
Dengan pakaian iman berarti kita dituntun untuk melakukan teladan Yesus Kristus dalam kehidupan ini. Dengan pakaian iman ini, kita dapat membawa berkat bagi orang lain serta membawa damai sukacita dan damai sejahtera bagi dunia ini. Amin. Maya

Pdt. Probo Kusumo, Ssi, GKJ Ketandan, Klaten.



Leave a Reply