Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Ketika Badai Menerpa




eBahana.com – Markus 4:35-41.

Markus 4:35

Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka, “Marilah kita bertolak ke seberang.”

-Ketika Tuhan suruh atau memberi perintah, pasti ada jaminan. Taati saja. Misal, menikah dengan siapa, membangun apa, dll. Bertolak ke seberang adalah tantangan, supaya kita melangkah. Bila orang didoakan oleh hamba Tuhan, semua yang didoakan terjadi dan tidak juga tergantung dirinya sendiri. Hal ini dibutuhkan keintiman. Jangan sibuk mencari peneguhan-peneguhan supaya tidak bingung.

-Ada Hukum Supranatural yang jauh di atas hukum natural.  Misalnya, Petrus berjalan di atas air. Petrus berjalan di atas air, setelah ada ajakan Yesus untuk keluar dari perahu dan jalan di atas air. Namun karena perasaannya timbul, dia mulai goyah dan hampir tenggelam.

-Pertahankanlah iman sampai akhir. Yang natural jangan dibentrokkan dengan yang supranatural. Sekalipun yang natural juga penting. Misal, uang gereja atau uang Tuhan jangan diputar untuk bisnis. Karena semua ada awalnya dari iman.

-Bila ada ajakan Yesus, jangan standar. Hukum supranatural itu biasanya dengan kekuatan dan kemampuan diri sendiri sudah tidak dapat lagi. Harus berserah penuh pada Tuhan. Misal, Maria yang minta pertolongan Yesus untuk membangkitkan Lazarus.

-Bila memang harus bertolak ke seberang, harus berani lawan Arus. Mungkin terkadang pendapat orang lain berbeda. Atau mungkin harus bertindak tegas, yang tidak sama dengan orang lain. Misal: Yang lain bicara kotor, saya tidak akan bicara kotor. Ini termasuk bertolak ke seberang. Seberangkan semua ego, dan taati suara Tuhan saja. Tindakan bertolak ke seberang ini Yesus yang menyuruh, dan Yesus tahu kalau nanti akan ada badai.

-Jangan Panik. Ada Yesus. Yesus tidur saat ada badai (ayat 38). Bila ada urapan, walau dalam badai sekalipun dia pasti Percaya.

-Di dalam badai sekalipun, tetap lakukan kebenaran. Ini testing. Naik levellah.

-Ketika dalam Badai, jangan mengutuk Tuhan (Ayat 38). Hati-hati dengan omongan/bicaramu. Karena banyak anak Tuhan yang jatuh saat badai, dikarenakan ngomongnya jelek. Sehingga Tuhan enggan menolong.

-Segala sesuatu yang rohanipun harus diuji, karena banyak orang yang kulit luarnya rohani namun dalamnya tidak sekalipun dia Hamba Tuhan. Tanyalah ke Tuhan. Misal: Bila Tuhan bilang beri, berilah. Bila Tuhan bilang tunggu, tunggulah. Tujuan Badai adalah: Supaya Murid-murid Yesus selalu mengandalkan Tuhan.

Mari kita lihat juga di perjanjian lama tentang mimpi raja Nebukadnezar.

Daniel 4:15-39

-Mimpi raja ini sebagai tanda atau warning yang seharusnya tidak terjadi. Supaya raja juga dihindarkan dari langkah yang salah. Sebelum hancur, terkadang Tuhan sudah memperingatkan. Namun banyak anak Tuhan yang semau sendiri, dan tidak merespon apa yang Tuhan sudah tunjukkan. Resikopun harus ditanggung sendiri bila terjadi yang buruk. Hal ini terjadi sehingga hatinya seperti hati binatang (suka melawan Tuhan).

-Tujuan teguran Tuhan adalah Supaya Tuhan bertahta penuh atas hidupmu (ayat 17).Karena bila Tuhan berkenan, dia dapat angkat siapapun. Dia sanggup angkat orang kecil sekalipun. Maka dari itu Bertobatlah. Jangan suka menghakimi orang lain dengan pikiran kita. Karena bila orang itu bertobat, kita yang akan ketinggalan. Jangan juga pahit dengan orang yang berbuat dosa. Ini urusan Tuhan.

-Lepaslah dari dosa agar rohani bertumbuh (ayat 27).

1. Lakukan Keadilan.  (Jangan membedakan orang).

2. Tunjukkan belas kasihan terhadap orang yang tertindas (tolonglah orang lain yang kesusahan).

Dengan melakukan kedua hal ini, maka kebahagianmu akan berlanjut dan mujizat terjadi atas hidupmu.

-Bertindaklah hati-hati. Jangan kembali ke manusia lama setelah bertobat. Karena biasanya orang hanya bertobat sebentar, namun setelah itu dia kembali lagi ke manusia lama. (ayat 29-30). Dan bila kembali ke manusia lama, hidupnyapun akan susah. Kembalilah ke manusia baru.  Hati-hati juga dengan dosa kesombongan. Apalagi sombong yang terucap/diucapkan. Hal ini berarti hatinya sudah diubah menjadi hati binatang.  Bila Tuhan Suruh Responi, tetap rendah hati dan terus hidup dalam manusia baru.

(Ev. Yeremia Cemby di Persekutuan Doa Family Blessing Yogyakarta).

 



Leave a Reply