Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Jangan Mati Sebelum Berubah!




Tangan renta itu memegang cangkir dengan gemetar. Diseruputnya teh itu perlahan dan dirasakannya cairan panas itu mengalir pelan ke tubuh ringkihnya. Sejurus kemudian, lelaki tua itu menghela nafas dalam dan berkata kepada keluarga yang berkumpul di sekitar ranjangnya, “Dahulu waktu aku kecil, aku bermimpi untuk mengubah dunia. Saat aku besar, kusadari ternyata hal itu sangat sulit terjadi. Maka kupersempit visiku dengan mengubah bangsaku saja. Ternyata setelah dewasa, itu pun amat berat. Maka aku ingin mengubah kotaku saja lewat hidupku. Sayangnya itu pun gagal. Lalu aku ingin mengubah keluargaku saja. Memasuki usia senja, ternyata mengubah keluarga sendiri susah. Baru menjelang ajal kusadari, sesungguhnya akulah yang pertama harus berubah sebelum aku bisa mengubah dunia.” Digenggamnya tangan istrinya penuh arti sambil berbisik lirih, “Maafkan aku karena mungkin aku tak menjadi sosok yang baik dalam keluarga kita selama
ini.” Ia pun menghembuskan nafas terakhir.

Penyesalan. Amarah. Kesedihan. Ini akibatnya bila terlambat berubah. Cek keadaan kita. Bukankah hidup di jalan Tuhan seringkali hanya jadi pemanis bibir bagi mayoritas orang percaya? Semua firman yang dipupuk seolah ‘mati kutu’ jika berhadapan dengan beragam kenyataan hidup sehari-hari. Apakah ini juga yang Anda gumulkan? Secara teori sudah tahu kehendak Allah, tapi dunia masih saja berhasil menyeret kita menjadi serupa dengannya.

Dalam Roma 12:2, Paulus berkata: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”. Jelas Paulus tidak asal bicara. Dalam perjalanan menganiaya orang Kristen di Damsyik ia ‘dipaksa’ Tuhan berubah melalui sebuah perjumpaan pribadi dengan Yesus. Perjumpaan itu disertai dengan cahaya yang membutakan mata selama tiga hari (Kis. 9). Saat itulah ia membiarkan Tuhan mengubah area-area tersembunyi dari hidupnya. Area-area itu harus diselaraskan dengan kehendak Tuhan demi sebuah misi raksasa.

Sama seperti Paulus, kita perlu berubah. Yesus tidak berubah dahulu, sekarang dan selamanya karena Dia Allah. Sebaliknya, kita harus selalu berubah setiap hari.

Berikut beberapa mutiara pembelajaran yang indah tentang perubahan:

1. MENGERTI TUJUAN BERUBAH: Dosa menghancurkan cetak biru Allah bagi manusia. Karena dosa, berkat menjadi kutuk. Karena itu, selagi masih ada kesempatan, bertobatlah dan berubahlah untuk kemuliaan-Nya. Maka, jangan mati sebelum berubah menjadi lebih baik.

2. DATANG KEPADA ALAMAT YANG TEPAT. Hanya Yesus yang dapat memulihkan tubuh, jiwa dan roh
kita. Yesus tak pernah menolak orang yang datang kepada-Nya, bagaimana pun keadaannya. Zakheus koruptor
pajak, perempuan berzinah, orang kerasukan setan, bahkan orang sakit dan mati pun dijamah-Nya.

3. EVALUASI AREA-AREA KEJATUHAN KITA. (Wahyu 2:1-6). Pemulihan mustahil terjadi tanpa mengetahui pada area-area mana kita jatuh. Tuhan menegur Jemaat Efesus karena mereka meninggalkan kasihnya yang semula.

Martin Luther (1483-1546), Reformator gereja dari Jerman, memprotes gereja yang kala itu telah jauh  melenceng dari firman. Meski slogannya Sola Scriptura, yang mengajak gereja back to bible, memanaskan telinga banyak orang, gerakan ini tidak terpadamkan sampai sekarang.

4. PERUBAHAN DIMULAI DARI DALAM KELUAR. Jangan terjebak dengan perubahan kosmetik. Luarnya
indah tapi hati seperti kuburan (Mat. 23:27). Tuhan mengurapi Daud menjadi raja karena hati Daud. Hati adalah pusat aktivitas batin manusia. Jika hati diubahkan, maka perilaku, pola pikir, serta kehidupan orang itu juga akan berubah. Jangan menuntut orang lain berubah jika tidak dimulai dari kita sendiri. Bukankah musuh
terbesar kita adalah ego kita sendiri?

5. JADILAH AGEN-AGEN PERUBAHAN BAGI DUNIA ANDA! Garami dan terangi komunitasmu. Kita dipulihkan untuk memulihkan. Diberkati untuk memberkati. Diselamatkan untuk menyelamatkan. Itulah mekanisme Tuhan. Akhirnya, selamat berubah dan berbuah lebat.

 

Oleh: Pdt. Larry Nathan Kurniadi, M.A, Penulis adalah Wakil Gembala GBI Aletheia Yogyakarta.



Leave a Reply