Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

EFEK FISIKAL DAN MENTAL FIRMAN ALLAH




eBahana.com – Kita sudah mempelajari tiga efek firman Allah. Pertama, firman Allah menghasilkan iman, dan iman berhubungan langsung dengan firman Allah karena iman percaya dan bertindak atas apa yang Allah katakan dalam Firman‐Nya. Kedua, firman Allah diterima sebagai benih tidak fana dalam hati orang percaya, menghasilkan kelahiran baru—kodrat spiritual baru yang diciptakan dalam diri orang percaya, Kitab Suci menyebutnya “manusia baru”. Ketiga, firman Allah adalah makanan spiritual ilahi, yang mana orang percaya harus secara reguler memberi makan kodrat baru dalam dirinya jika ia ingin tumbuh menjadi orang Kristen dewasa yang kuat dan sehat.

Firman Allah begitu bervariasi dan indah bekerjanya menyediakan bukan hanya kesehatan dan kekuatan spiritual untuk jiwa, melainkan juga kesehatan dan kekuatan fisikal untuk tubuh. Ditulis dalam Mazmur. “Ada orang-orang menjadi sakit oleh sebab kelakuan mereka yang berdosa, dan disiksa oleh sebab kesalahan‐kesalahan mereka; mereka muak terhadap segala makanan dan mereka sudah sampai pada pintu gerbang maut. Maka berseru‐serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan diselamatkan-Nya dan disembuhkan‐Nya mereka, diluputkan‐Nya mereka dari liang kubur” (Mazmur 107:17–20).

Pemazmur memberi kita gambaran orang‐orang yang begitu sakit sehingga mereka kehilangan nafsu makan dan tergeletak di pintu gerbang kematian. Dalam keadaan mereka, mereka berteriak nangis kepada Tuhan, dan Dia mengirim apa yang mereka minta—kesembuhan dan kelepasan. Dengan apa Dia mengirim ini? Dengan Firman‐Nya. Karena pemazmur berkata, “Diselamatkan‐Nya dan disembuhkan‐Nya mereka, diluputkan‐Nya mereka dari liang kubur” (Mazmur 107:20).

Berdampingan dengan nas dalam Mazmur 107 ini kita bisa meletakkan nas Yesaya 55:11. Allah berkata, “Demikianlah firman‐Ku yang keluar dari mulut‐Ku: ia tidak akan kembali kepada‐Ku dengan sia‐sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”

Dalam Mazmur 107:20 kita membaca Allah mengirim Firman‐Nya untuk menyembuhkan, melepaskan dan memulihkan; dalam Yesaya 55:11 Allah berkata bahwa Firman‐Nya akan melaksanakan apa yang Dia kehendaki. Jadi, Allah menjamin Dia akan menyembuhkan melalui Firman-Nya.

Kebenaran kesembuhan fisikal melalui firman Allah ini lebih dinyatakan lagi dalam Amsal, di mana Allah berkata, “Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan ‘kesembuhan’ bagi seluruh tubuh mereka” (Amsal 4:20–22).

Janji kesembuhan fisikal apa dapat melebihi itu? “Kesembuhan bagi seluruh tubuh.” Setiap bagian dari tubuh fisikal kita termasuk dalam frasa ini. Tidak ada yang dihilangkan. Dalam margin halaman 1611 alkitab Versi King James, kata alternatif untuk “kesehatan” adalah “obat”. Juga dalam bahasa Ibrani. Jadi, Allah sudah berkomitmen pada diri‐Nya menyediakan kesembuhan fisikal dan kesehatan lengkap.

Perhatikan frasa awal ayat 20: “Hai, anakku.” Ini mengindikasikan Allah berbicara kepada anak-anak percaya‐Nya. Ketika seorang perempuan Kanaan datang kepada Kristus memohon kesembuhan untuk anak perempuannya, Kristus menjawab, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak‐anak dan melemparkannya kepada anjing” (Matius 15:26).

Dengan kata-kata ini Kristus mengindikasikan bahwa roti untuk menyembuhkan anak‐anak; yang adalah jatah porsi tiap hari dari Allah untuk semua anak‐Nya. Bukan suatu kemewahan di mana mereka harus membuat permohonan khusus yang mungkin dijawab atau tidak dijawab. Tidak, “roti” mereka, bagian dari pemeliharaan tiap hari mereka dari Bapa surgawi. Ini sepakat dengan nas dalam Amsal 4, di mana janji sempurna kesembuhan dan kesehatan Allah ditujukan kepada setiap anak percaya Allah. Dua‐duanya ada dalam Mazmur 107 dan Amsal 4, bagaimana Allah menyediakan kesembuhan melalui Firman‐Nya. Ini satu contoh kebenaran vital: bahwa Allah sendiri ada dalam Firman‐Nya dan melalui Firman‐Nya Dia masuk ke dalam hidup kita.

Sementara kita mempelajari klaim dalam Amsal 4:20–22 bahwa firman Allah adalah obat bagi tubuh kita, kita bisa menyebut tiga ayat ini “botol obat” Allah. Tiga ayat ini mengandung obat yang belum pernah diracik di bumi—satu obat menjamin kesembuhan semua penyakit.

Namun demikian, ketika seorang dokter memberikan resep obat, ia biasanya memastikan cara penggunaannya tertulis jelas di botol. Ini mengimplikasikan—bisa tidak sembuh—kecuali obat tersebut digunakan secara reguler, menurut aturannya. Begitu pula dengan “obat” Allah dalam Amsal. Aturannya “di botol”, dan penyembuhannya tidak menjamin jika aturannya tidak dipatuhi.

Apa aturan‐aturannya itu? Ada empat. Pertama, “Perhatikanlah perkataanku.” Kedua, “Arahkanlah telingamu kepada ucapanku.” Ketiga, “Janganlah semuanya itu menjauh dari matamu.” Keempat, “Simpanlah itu di lubuk hatimu.”

Mari kita analisis aturan‐aturan ini lebih dalam. Aturan pertama adalah “perhatikanlah perkataanku.” Ketika kita membaca firman Allah, kita perlu memberikan perhatian cermat dan hati‐hati. Kita perlu fokus pada pengertian kita atas Firman yang kita baca. Kita perlu memberikan akses bebas tanpa gangguan ke dalam pikiran dan hati kita. Begitu sering kita membaca firman Allah dengan perhatian terbagi‐bagi. Setengah pikiran kita disibukkan dengan apa yang kita baca; setengahnya lagi disibukkan dengan hal‐hal yang Yesus sebut “kekhawatiran hidup ini”.

Kita membaca beberapa ayat, atau bahkan satu atau dua pasal, tetapi kita tidak mendapatkan pesan jelas apa yang kita baca. Pikiran kita menyimpang. Tidak fokus.

Jika kita membacanya seperti ini, firman Allah tidak akan menghasilkan efek‐efek seperti yang Allah inginkan. Ketika kita membaca Alkitab, lakukanlah seperti yang Yesus ajarkan ketika Dia berdoa; masuk ke ruang kamar kita dan tutup pintu. Kita harus menutup diri bersama Allah dan menutup keluar semua hal duniawi.

Aturan kedua pada botol obat Allah adalah “arahkanlah telingamu kepada ucapanku”. Telinga yang diarahkan mengindikasikan kerendahhatian. Lawan kesombongan. Kita harus mudah diajar. Kita harus bersedia mengizinkan Allah mengajar kita. Dalam Mazmur 78:41 pemazmur berbicara mengenai perilaku bangsa Israel ketika mereka mengembara melalui padang belantara dari Mesir ke Kanaan, dan ia menuduh mereka: mereka membatasi satu‐satunya yang Kudus dari Israel.

Dengan ketegartengkukan dan ketidakpercayaan mereka, mereka menaruh batas‐batas apa yang mereka izinkan Allah lakukan untuk mereka. Banyak orang Kristen melakukan hal yang sama hari ini. Mereka tidak mempelajari Alkitab dengan pikiran terbuka atau dengan roh yang mudah diajar. Mereka penuh dengan prasangka—sangat sering dipengaruhi oleh sekte atau denominasi di mana mereka menjadi anggota—dan mereka tidak bersedia menerima pewahyuan atau pengajaran dari Kitab Suci yang berlawanan dengan pikiran‐pikiran mereka. Yesus menuduh pemimpin‐pemimpin agamawi pada zaman‐Nya dengan kesalahan ini. “Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri …. Percuma mereka beribadah kepada‐Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia” (Matius 15:6, 9).

Rasul Paulus terpenjara karena purbasangka agamawi dan tradisi, tetapi melalui pewahyuan Kristus di jalan ke Damaskus, ia dibebaskan. Sesudah itu ia berkata dalam Roma 3:4, “Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong.”

Jika kita ingin menerima semua faedah firman Allah, kita harus belajar memiliki sikap yang sama.

Aturan ketiga dari botol obat Allah adalah “janganlah semuanya itu menjauh dari matamu.” Kata “semuanya” mengacu pada perintah‐perintah dan kata‐kata Allah.

Agar bisa menerima faedah‐faedah kesembuhan fisik yang dijanjikan dalam firman Allah, kita perlu menjaga kedua mata kita tanpa bimbang pada janji‐janji Tuhan. Satu kesalahan yang dibuat banyak orang Kristen adalah memalingkan mata dari janji‐janji Allah ke kasus beberapa orang Kristen lainnya yang gagal menerima kesembuhan. Ketika mereka melakukan ini, iman mereka sendiri goyah, dan mereka juga gagal menerima kesembuhan. “Sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang‐ambingkan kian kemari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya” (Yakobus 1:6–8).

Satu ayat penolong untuk diingat dalam keadaan seperti itu, “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak‐anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini” (Ulangan 29:29).

Alasan beberapa orang Kristen gagal menerima kesembuhan masih menjadi rahasia, hanya diketahui oleh Allah dan tidak dinyatakan kepada manusia. Kita tidak perlu prihatin dengan rahasia seperti ini. Sebaliknya kita perlu memerhatikan hal‐hal yang dinyatakan: janji‐janji dan penyataan jelas Allah yang diberikan kepada kita melalui Firman‐Nya. Hal‐hal yang dinyatakan dalam Firman‐Nya untuk kita dan anak‐anak kita selama‐lamanya; warisan kita sebagai orang percaya; hak yang tidak bisa dipisahkan. Dan milik kita “agar kita melakukannya”. Yaitu, agar kita bertindak berdasarkan iman. Ketika melakukannya, kita membuktikan kebenarannya dalam pengalaman kita.

Aturan pertama berbicara mengenai “perhatikanlah”; kedua berbicara mengenai “arahkanlah”; ketiga berbicara mengenai “memandang dengan fokus”. Aturan keempat dari botol obat Allah mengenai hati, pusat terdalam kepribadian manusia, karena dikatakan “simpanlah itu di lubuk hatimu.” Amsal menekankan pengaruh hati menentukan apa yang dialami manusia. “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” (Amsal 4:23).

Dengan kata lain, apa yang ada dalam hati kita mengendalikan (mengontrol) seluruh arah hidup kita dan semua yang kita alami.

Jika kita menerima kata-kata Allah dengan perhatian, hati‐hati dan menerimanya secara reguler melalui kuping dan mata kita sehingga firman Allah tinggal di dalam dan mengendalikan hati kita—maka kita memperoleh apa yang Allah janjikan: kehidupan bagi jiwa dan kesehatan bagi tubuh kita.

Kata Mazmur 107:20 masih berlaku hari ini. “Disampaikan‐Nya firman‐Nya dan disembuhkan‐Nya mereka, diluputkan‐Nya mereka dari liang kubur.”

Orang-orang Kristen yang bersaksi hari ini tentang kuasa kesembuhan firman Allah bisa berkata, seperti Kristus sendiri berkata kepada Nikodemus, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata‐kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami” (Yohanes 3:11).

Bagi mereka yang membutuhkan kesembuhan dan kelepasan, “Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada‐Nya!” (Mazmur 34:9).

Kecaplah obat firman Allah ini. Lihat bagaimana bekerjanya. Tidak seperti banyak obat dunia, pahit dan tidak enak. Seperti begitu banyak obat modern, membawa kesembuhan pada satu organ tubuh, tetapi mengakibatkan reaksi yang merusak beberapa organ lain. Firman Allah seluruhnya baik, seluruhnya berfaedah. Ketika diterima sesuai aturan‐Nya, membawa hidup dan kesehatan ke seluruh tubuh, jiwa, dan roh kita.

Dalam hal pikiran, efek firman Allah juga unik. “Bila tersingkap, firman‐firman‐Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang‐orang bodoh” (Mazmur 119:130).

Pemazmur berbicara tentang dua efek yang dihasilkan dalam pikiran oleh firman Allah: “terang dan pengertian”.

Di dunia saat ini pendidikan kemungkinan lebih dihargai dan lebih dicari secara universal dibanding zaman kapan pun dalam sejarah manusia. Namun, pendidikan sekuler tidak sama dengan “terang” atau “pengertian”. Tidak ada dalam seluruh alam semesta bisa melakukan apa yang terang lakukan.

Begitu pula dengan firman Allah dalam pikiran manusia. Tidak ada yang bisa melakukan dalam pikiran manusia apa yang firman Allah lakukan, dan tidak ada yang bisa menggantikan firman Allah.

Pendidikan sekuler itu baik, tetapi bisa disalahgunakan. Pikiran hasil pendidikan tinggi adalah instrumen bagus—seperti pisau tajam. Namun, pisau bisa disalahgunakan.

Begitu pula dengan pendidikan sekuler. Sesuatu hal yang baik, tetapi bisa disalahgunakan. Jika dipisahkan dari pencerahan (iluminasi) firman Allah, bisa menjadi sangat berbahaya. Satu bangsa atau peradaban yang berkonsentrasi pada pendidikan sekuler, tetapi tidak memberikan tempat bagi firman Allah, menempa instrumen bagi kehancurannya sendiri. Sejarah pembangunan terbaru dalam teknik fisi nuklir adalah salah satu contoh fakta sejarah.

Di lain pihak, firman Allah mengungkapkan kepada manusia hal‐hal yang manusia tidak bisa pernah temukan dengan inteleknya: realitas Allah Pencipta dan Penebus; tujuan keberadaannya di bumi; kodrat dalam diri manusia; awal dan tujuannya. Dalam terang pewahyuan ini, keseluruhan hidup membutuhkan arti baru. Dengan pikiran dicerahkan (diiluminasi), manusia melihat dirinya sebagai bagian dari satu rencana komprehensif tunggal dalam alam semesta. Dengan menemukan tempatnya dalam rencana ilahi ini, ia menemukan harga diri dan kepenuhan pribadi yang memuaskan kerinduan terdalam dalam dirinya.

Dikatakan dalam Ibrani 4:12, “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”

Ini mengonfirmasi dan meringkas kesimpulan mengenai firman Allah. Tidak ada bagian dari kepribadian manusia yang firman Allah tidak bisa penetrasi. Firman Allah menjangkau ke dalam roh, jiwa, hati, dan pikiran, dan bahkan ke inti terdalam tubuh fisik kita; sendi‐sendi dan sumsum.

Kita melihat di sini bahwa firman Allah, ditanam sebagai benih dalam hati, membawa kehidupan kekal. Menyediakan makanan spiritual untuk hidup baru. Menghasilkan kesehatan tubuh, dan memberikan pencerahan (iluminasi) dan pengertian dalam pikiran kita.

 

Oleh Loka Manya Prawiro.



Leave a Reply