Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Dosa, Masalah yang Sangat Mengerikan




Matius 18:23-35; Roma 6:20-23

(Minggu Advent Pertama)

Berbicara tentang dosa, ada kemiripan berbicara tentang hutang. Hutang jika jumlahnya kecil, masih sangat mudah untuk dibayar. Tetapi jika hutang sudah terlalu besar, maka tidak mungkin seseorang sanggup membayarnya. Gambaran hutangnya manusia terhadap Allah itu sangat besar nilainya. Dalam Matius 18:24, digambarkan ada hamba yang berhutang pada Rajanya itu sebesar 10.000 talenta. Dengan nilai mata uang rupiah, berapa itu 10.000 talenta? 1 (satu)  talenta = 6.000 dinar. Sedangkan  1(satu) dinar adalah upah pekerja harian. Jika upah pekerja harian  dianggap Rp 100.000,- per hari – hitungan sekarang. Maka 6.000 dinar X 100.000 =  600.000.000.  Jika hutangnya 10.000 talenta, maka berarti 10.000 X 600.000.000.  = 6.000.000.000.000. Ini suatu gambaran hutang yang sangat besar. Jika hutang tidak dibayar, maka ada tuntutan hukumannya. Tetapi dengan usaha apapun, hamba atau seseorang itu tidak dapat membayar hutangnya. Lalu bagaimana caranya?

Bersedia menerima uluran tangan dari Raja yang ingin membebaskan hutang tersebut. Bagaimana caranya? Harus mau percaya kepada titah Raja itu dan mau bertindak sesuai dengan titahNya. Siapa Raja itu dalam gambaran? Dia adalah Allah itu sendiri. Bagaimana Allah bertitah? Percayalah kepada Yesus Kristus, utusan Allah sebagai penebus dosa (hutang) manusia. Ia membebaskan manusia dari dosa dengan cara menebusnya.  Dia membayar dengan darahNya lunas di atas kayu salib di Golgota.

Hutang tidak bisa dibayar dengan cara seseorang melakukan amal. Misalnya, dengan membantu fakir miskin, membangun tempat ibadah, menyantuni anak yatim dan sebagainya. Hutang harus tetap dibayar. Begitu pun dengan dosa, tidak dapat dosa dibayar dengan amal. Jika seseorang ingin terbebas dari dosanya, harus ada yang menebusnya, – jika ia tidak sanggup membayarnya. Dengan berbuat kebaikan tidak bisa menghilangkan dosa tersebut. Caranya hanya menyerahkan kepada yang mampu membayar hutang (dosa), yaitu Yesus Kristus.

Dosa juga tidak dapat bebas karena seseorang sudah tidak berbuat dosa lagi. Misal, si A hutang kepada si B uang sebesar Rp 100.000.000,-. Ketika mau jatuh tempo, kurang satu bulan si A berkata kepada si B. Karena sudah akan jatuh tempo saya membayar hutang pada anda, maka mulai sekarang saya tidak berhutang lagi kepada anda, supaya hutangku lunas. Dapatkah terjadi yang demikian? Tentu tidak dapat, bukan? Begitu juga dengan dosa. Dosa tidak dapat dibayar dengan seseorang berhenti berbuat dosa. Dosa hanya dapat dibayar dengan penebusan atas dosa. Siapa yang sanggup mengerjakan? Yesus Kristus. Dia yang hadir ke dalam dunia. Yang pada minggu adven pertama ini, dinantikan kehadiranNya. (sebagai peringatan dalam inkarnasiNya serta pengharapan akan kedatanganNya).

Mengapa Tuhan Yesus harus membayar dosa manusia? Karena menurut keadilan dan kebenaran Allah. Juga, karena menggenapi titahNya. Hukum dosa adalah maut (kematian).  Manusia yang berdosa harusnya di hukum dengan hukuman maut. Tetapi jika ia menjalani hukuman itu, pasti binasa. Ada utusan Allah yang siap menjalani hukuman tersebut yaitu Yesus Kristus. Setelah menjalani hukuman, Ia sanggup hidup lagi karena Ia tidak pernah berbuat dosa. Disini merupakan anugerah besar, karena manusia yang berbuat dosa, utusan Allah yang menanggung dosa itu. Membebaskan hutang dan hukumannya. “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi berdosa karena kita…” (2 Korintus 5:21).

Dari situ sebenarnya kita mengerti bahwa dosa, jika tidak ada solusinya sangat mengerikan. Karena dosa itu pelanggaran terhadap hukum Allah (Kej.2:17; 3:6-7). Dan kenyataannya semua orang itu sudah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23; 6:23). Tetapi syukur kepada Allah masalah dosa ini ada solusinya. Barangsiapa yang percaya kepada Tuhan Yesus ia tidak akan binasa melainkan akan beroleh hidup yang kekal. Pada minggu advent yang pertama ini, gereja disadarkan akan pengorbanan Tuhan Yesus. Ia yang Maha Kuasa rela membatasi diri menjadi manusia yang lemah tidak berdaya dalam kelahiranNya. Hari-hari ini, gereja tengah mempersiapkan peringatan akan kehadiranNya kedalam dunia untuk menebus umat manusia.  Kita patut bersyukur karena dengan penebusan tersebut kita bebas dari tuntutan hutang atau tuntutan hukuman dosa. Amin.

Advent Pertama,  oleh Pdt. Yesaya Sugondo, M.Th.