Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Belajar dari Kegagalan Israel




eBahana.com – Kita mungkin sering mendengar pepatah mengatakan “pengalaman adalah guru terbaik.” Mengapa demikian, karena dari pengalaman seseorang kita bisa mendapatkan pelajaran berharga. Rasul Paulus menganggap penting untuk mengingatkan jemaat Korintus tentang Perjalanan dari Bangsa Israel menuju Tanah Kanaan dengan tujuan jemaat Korintus tidak merasa kuat dan hebat. Hal ini juga dapat menjadi pelajaran dalam perjalanan kerohanian kita untuk menuju Kanaan surgawi. Tanah Kanaan selalu digunakan Allah sebagai simbol potensi maksimal dari umat manusia. Tanah Kanaan adalah tempat dimana Allah menggenapi janji-janji-Nya di dalam kehidupan kita. Di dalam Perjanjian Lama, Tanah Kanaan adalah tempat yang diinginkan Allah untuk ditempati oleh bangsa Israel setelah Ia membebaskan mereka dari perbudakan Mesir. Mereka akan hidup dalam iman kepada Allah dan Allah akan menggenapi janji-Nya atas mereka. Tetapi Alkitab mencatat mereka gagal mencapai Tanah Kanaan. Mereka gagal karena lima hal yang mereka lakukan yang dicatat dalam ayat ini. Apa saja penyebab kegagalan bangsa Israel:

1. Perbuatan Jahat

Zaman sekarang ini, perbuatan jahat tidak lagi dalam bentuk tindakan kriminal, di era perkembangan teknologi sekarang ini kejahatan itu ada di genggaman tangan kita. Dalam 1 Korintus 10:6 semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat. Konteks bacaan kita yang dimaksud Rasul Paulus dengan Kejahatan Israel dalam ayat ini kata “menginginkan” dan kata “jahat” menunjuk suatu sikap hati bangsa Israel sementara mereka sedang berjalan ke Tanah Kanaan tetapi sesungguhnya hati mereka masih terikat kepada Mesir. Di Mesir ada kelimpahan makanan, mereka lebih menyukai hidup bersenang-senang di Mesir dari pada hidup mengasihi Allah. Alkitab menyebutkan bahwa sumber kejahatan adalah hati manusia Yesus berkata “sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan” ~Markus 7:21-22. Jagalah hatimu.

2. Menyembah berhala

Berhala zaman ini bukan lagi patung, seperti yang kita pahami selama ini. Berhala adalah suatu penilaian,kesukaan yang kita ciptakan dan di dalamnya kita lebih menghargainya menjadi sesuatu yang lebih layak dan lebih utama dan kita menjadi lebih taat kepadanya dari pada taat kepada Allah. Kekuasaan, kedudukan, martabat, uang, harta, agama, anak-anak semuanya bisa menjadi berhala. Ada orang yang mungkin lebih menyembah bisnisnya, olahraganya, pekerjaannya. Atau mungkin sebagai hamba Tuhan, kadang-kadang pelayanannya bisa menjadi berhala bagi mereka. Beberapa orang mungkin saja sedang ditundukkan dan diikat oleh pornografi (memberhalakan pornografi) dan lain sebagainya. Penyembahan berhala merusak merusak kehidupan, pernikahan,pekerjaan dan kerohanian kita.

3. Percabulan

Dalam Bahasa Yunani, percabulan disebut: “proneuw” atau “porneuo” akar kata dari (porno atau pornografi). Kata ini memiliki beberapa pengertian,

·         Melacurkan tubuh seseorang dengan keinginan orang lain.
·         Memberikan diri untuk melakukan hubungan seksual yang melanggar hukum
·         Membuka diri sendiri untuk bertindak sebagai pelacur.
·         Memperlihatkan bentuk diri (tubuh) mempertontonkan.

Sesungguhnya segala bentuk dosa seksual mencakup hal ini. Dosa tetaplah dosa, Alkitab dengan jelas mengatakannya. Berbuat cabul di zaman ini begitu popular, dan berhubungan seksual dimanapun bisa diterima saat ini, tidak heran tua, muda, pejabat, atau siapapun yang terjebak di areal ini pasti hancur. Bila kita membaca Alkitab kisah Simson, Raja Daud, Raja Salomo dan yang lainnya bagaimana kehancuran dan penderitaan yang mereka alami karena dosa percabulan ini. Mari kita jadikan kisah mereka menjadi pelajaran. Ketika bangsa Israel melakukan percabulan, mereka mati di padang gurun, tidak tanggung tanggung 23 ribu orang tewas karena melakukan percabulan, sehingga mereka tidak pernah melihat Tanah Kanaan. Ini merupakan hal yang Allah pandang sangat serius. Tidak ada ruang bagi percabulan.

4. Mencobai Tuhan

Bila kita perhatikan dalam Bilangan 14:22, “Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku,”. Tuhan sendiri menyebut Israel sebagai bangsa yang tegak tengkuk (Kel. 32:9). Beberapa kali Tuhan sendiri ingin memusnahkan bangsa ini. Bangsa Israel sudah mengalami banyak mujizat, namun selalu mencobai Tuhan saat keadaan mereka terjepit. Bandingkan juga dalam Bil. 21:5-6. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati. 

Arti dari mencobai Tuhan adalah “Menantang Tuhan dengan meragukan kekuasaan-Nya melalui ucapan-ucapan yang bernada cemoohan kepada Tuhan”.  Hal ini disebabkan oleh hati yang bebal dan tidak percaya kepada Tuhan.  Bangsa Israel berulang kali tidak menjaga mulutnya dari berbuat dosa. Mereka terpancing dengan situasi sulit dan keadaan lainnya, sehingga mereka berkata: “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.” Padahal Tuhan merancangkan sebuah rancangan yang indah untuk bangsa Israel, yaitu masuk dalam negeri yang penuh dengan susu dan madu. Hanya saja, Tuhan tidak ingin mereka menjadi anak-anak yang prematur dalam karakter. Tuhan ingin mereka menjadi anak-anak yang bukan anak gampangan, itu sebabnya Tuhan sendiri memproses mereka. Sayangnya banyak diantara mereka yang gugur karena dosa ini. Saat saudara dalam keadaan terjepit, percayalah Tuhan sanggup menolong anda, jangan mengecilkan ataupun meremehkan Tuhan.

5. Bersungut-sungut

Bersungut-sungut adalah salah satu dari bentuk sederhana mengeluh, complain, cerewet, mengkritik, menggosip. Dalam kasus bangsa Israel, bangsa Israel mengumpat, menghujat dan mencaci maki Tuhan. Betapa pun sering kita juga tanpa sadar bersikap seperti ini. Bersungut-sungut menentang dan tidak terima ditegur saat khotbah, menentang Firman Allah yang disampaikan. Allah ingin kita memasuki Tanah Kanaan, tempat perhentian,berkat, keberhasilan. Bila ada di hidup kita salah satu dari dosa ini, mari jadikan ini kesempatan baik untuk bertobat dan di pulihkan.

Oleh Pdt. Wijaya Naibaho B.Th, Gembala GPdI “Alhayat” Desa Lubuk Ogung.



Leave a Reply