Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Bakso Kosong & Kristen Kosong




eBahana.com – Dunia kita minus kebenaran. Banyak hal terjadi, sangat berlawanan dengan firman Tuhan. Nilai-nilai yang dibangun bukan lagi berdasarkan firman. Nilai-nilai itu dibangun di atas kebenaran lain. Belum lagi filsafat post modern yang anti kebenaran.

Menghadapi ketidakpastian dunia ini, iman gereja kiranya kembali ke firman Tuhan. Kembali ke Alkitab. Mengapa? Karena hanya firman Tuhan yang dapat dijadikan pegangan. Firman Tuhan diwahyukan oleh Allah sehingga tak ada alasan untuk meragukannya.

Janji manusia bisa meleset, bisa terlupakan, bisa mengecewakan, namun janji Allah kekal. Berlaku sepanjang zaman. Itulah sebabnya dalam jemaat yang saya layani, selalu menganjurkan agar memegang firman Tuhan. Mengapa? Sebab firman Tuhan itu sangat penting sebagaimana dituliskan Rasul Paulus kepada Timotius. “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Timotius 3:16).

Alkitab sangat tegas mengatakan bahwa Alkitab diwahyukan oleh Allah. Istilah diwahyukan berasal dari kata
Yunani theopneustos. Secara harafiah, istilah theopneustos berarti dinafaskan, dihembuskan oleh Allah. Dengan demikian, sangat beralasan untuk meyakini Alkitab sebagai firman Tuhan. Saya yakin Alkitab adalah firman Tuhan tanpa salah dalam naskah aslinya. Meskipun banyak orang mengatakan kita harus mencari mana yang firman dalam Alkitab. Namun, secara pribadi sangat yakin bahwa Alkitab itu firman Allah. Nggak usah dicari-cari lagi mana yang firman?

Bakso Kosong vs Kristen Kosong
Sering saya katakan, “Bakso kosong dimakan orang, namun orang Kristen kosong dimakan setan.” Kalimat ini tidak dimaksud untuk menghakimi. Maksud saya tidaklah demikian. Namun, pengalaman pelayanan—
penggembalaan membuktikan hal ini. Orang Kristen yang kosong dalam arti tak punya firman Tuhan dalam
hidupnya akan jadi bulan-bulanan kuasa kegelapan. Kuasa kegelapan menghajar hidupnya habis-habisan. Kerap dibuat putus asa. Sering pula dibuat tak punya pengharapan. Pertanyaannya, kok bisa demikian Alasannya jelas!

Orang tersebut tak punya firman Tuhan dalam hidupnya. Salomo menuliskan, “Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.” (Amsal 29:18).

Visi sejati lahir dari pergumulan dengan firman Tuhan. Sejauh mana hubungan seseorang dengan firman akan
mengantarnya memiliki visi yang dari Tuhan. Bila ia bersandar pada firman Tuhan, ia akan memiliki visi yang jelas dalam hidup. Namun, bila jauh dari firman mungkin saja bisa punya visi, namun hanyalah visi yang bersifat pribadi. Visi manusiawi belaka.

Sukar Dimengerti
Pengalaman pelayanan menunjukkan banyak orang Kristen mengaku sukar memahami firman Tuhan. Ya, memang demikian. Saya dan hamba Tuhan lain pun sering sukar memahami. Meskipun punya latar belakang pendidikan teologi yang memadai, namun hal itu bukan jaminan.

Nah, apakah karena kita sukar memahami lalu tak mau bergaul dengan firman? Seharusnya tidak demikian.
Perhatikanlah ayat ini. “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.” (Ulangan 29:29).

Seorang hamba Tuhan senior yang saya kagumi pernah berkata, “Firman Tuhan itu melimpah dengan segala kebenarannya. Semakin dipelajari, semakin dalam pengertiannya.” Saya sangat setuju dengan pernyataan itu. Maka, belajar seumur hidup adalah hal yang tak bisa dihindari oleh setiap orang Kristen. Buku paket—buku wajib setiap orang Kristen adalah Alkitab. Alkitab mampu mengarahkan hidup kita. Amin!

Oleh Pdt. Markus Agus Hasiyono, S.Th, melayani di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Nusukan Surakarta—Jawa Tengah.



Leave a Reply