Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Yesus dan Politik (Part XVI)




eBahana.com – POLITIK TRANSAKSIONAL

“Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu yang bernama Yudas Iskariot kepada imam-imam kepala.”

Apa yang menjadi motif Yudas Iskariot untuk datang kepada imam kepala, karena kehendaknya sendiri atau ada oknum yang lain yang membisikinya. Menurut penulis Injil Lukas kedatangan Yudas Iskariot kepada kepala imam-imam kepala karena iblis telah merasuki hati, jiwa dan pikirannya. Tetapi kedua penulis Injil sinopsis yang lain tidak menyebutkan motifnya Yudas dengan jelas. Tetapi ada pepatah yang mengatakan, “Dalamnya laut bisa diukur tetapi dalamnya hati siapa yang tahu.” Mengapa demikian? Karena memang faktor dosa yang sudah mengakar dalam tubuh jiwa dan roh manusia yang menjadikan manusia bisa seperti itu.

Ia berkata, ”Apa yang hendak kau berikan padaku supaya aku menyerahkan Dia kepadamu.”

Ternyata setelah bertemu muka dengan muka antara Yudas Iskariot dengan imam-imam kepala sudah sangat jelas motifnya yaitu berkaitan dengan uang. Padahal oleh Yesus dia diangkat menjadi bendahara, dengan kata lain keuangan kelompok pengikut Kristus dikelola olehnya. Berarti ini berkaitan dengan mental spiritual atau persoalan integritas Yudas Iskariot sangat buruk. Yang menjadi pertanyaan, apakah karena diberikan satu posisi sebagai bendahara itu yang menyebabkan dia bisa seperti itu. Apabila menggunakan cara berpikirnya Lukas bahwa iblis telah tahu apa yang menjadi titik lemah dari Yudas Iskariot adalah cinta uang (mamon) maka ketika ia berhadapan dengan imam-imam kepala, dia tanpa basa basi langsung transaksi, “Apa yang hendak kau berikan padaku supaya aku menyerahkan Dia padamu.”

Apakah ketika Yudas Iskariot itu menyatakan bersedia menjadi murid Yesus motifnya ekonomi atau harta benda yang sifatnya duniawi. Dia menjadi murid Yesus hanya mengharapkan berkat berkat jasmani saja (berkat secara duniawi) dan masih berpikir sama dengan mereka yang belum mengenal Dia.

“Mereka membayar 30 uang perak kepadanya.”

Yudas Iskariot sudah dibutakan oleh mamon sehingga tega menukarkan nyawa Yesus gurunya sekaligus Tuhanya dengan 30 uang perak. Yudas Iskariot adalah seseorang yang berpikir pragmatis (kepentingan jangka pendek) dan biasanya pribadi yang demikian adalah individualistis karena hanya mengejar isi dalam perut saja. Orang yang berpikiran pragmatis tidak pernah memikirkan dan melakukan tindakan untuk hari depan tetapi berpikir kebutuhan kebutuhan hari ini.

“Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus”

Setelah ia menerima uang 30 uang perak atau masih dalam bentuk janji, dia sudah mulai berpikir secara teknis bagaimana, di mana saat momen apa penangkapan Yesus itu sehingga Yesus tidak menghindar dari sergapan mereka dan langsung ditangkap tanpa perlawanan.

Cara berpikir pragmatis seperti apa yang dilakukan oleh Yudas Iskariot juga tertransfer kepada masyarakat sampai dengan saat ini khususnya di dalam pemilu baik legislatif, eksekutif dan yudikatif  selalu melakukan politik uang baik jual-beli jabatan, jual-beli perkara melakukan suap kepada ASN sogok-menyogok panitia supaya bisa menang tender di berbagai sektor dalam lingkungan pemerintahan dari Desa sampai pemerintahan pusat. Karena suap atau uang pelicin itu sudah mentradisi sehingga mempengaruhi mental spiritual dan tindakan politiknya. Sekarang bagaimana menghilangkan politisi, ASN, bupati walikota dan gubenur dari watak-watak Yudas Iskariot yang tega menukarkan nyawa gurunya dengan 30 uang perak? Yaitu harus selalu minta perlindungan Roh Kudus dan firman, karena hanya dengan jalan itu integritas dapat terjaga dengan baik dari godaan transaksi politik. Markus Sulag 



Leave a Reply