Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Yesus dan Politik (Part VIII)




eBahana.com – POLITIKUS KUTU LONCAT

Setelah Yesus berdoa semalaman, pada siang harinya Ia mengumpulkan orang-orang yang ada di situ, lalu Dia memilih 12 murid yang disebut juga rasul. Inilah daftar murid Yesus, Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, Pilipus, Bartolomeus, Tomas, Matius yang juga disebut Lewi, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Selot dan yang terakhir adalah Yudas Iskariot yang pada akhirnya nanti mengkhianati-Nya.

Kedua belas murid itu bukan hanya sekedar dipanggil begitu saja tetapi juga diperlengkapi dengan berbagai hal pengetahuan yang menyangkut tentang tugas sebagai seorang murid. Yang perlu dicermati adalah relasi guru dan murid antara Yesus dan 12 orang tersebut adalah hubungan proses belajar dan mengajar. Dia tidak melepas murid-Nya untuk menjalankan tugas dengan tanpa mempunyai pengetahuan yang cukup. Kata “Yesus memanggil dua belas muridnya dan memberinya kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan,” itulah salah satu misteri pendidikan yang diberikannya kepada mereka.

Di samping materi di atas ada misteri yang lebih substantif, “Jangan kamu menyimpang ke jalan bangsa lain dan masuk ke dalam kota Samaria melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat yang lain.”

Kata kuasa di sini adalah alat untuk mereka bisa menarik simpati masyarakat karena kesehatan adalah salah satu hal yang paling pokok dan urgen bagi kehidupan masyarakat. Karena kesehatan adalah kebutuhan pokok maka memang harus diusahakan khususnya bagi masyarakat yang menengah ke bawah. Apalagi jaman sekarang biaya kesehatan cukup mahal. Pada jaman Alkitab, baik perjanjian lama maupun baru, jika seseorang menderita penyakit kusta maka masyarakat Yahudi menganggap bahwa seseorang tersebut telah dikutuk dan dianggap sebagai pendosa.

Dengan kuasa yang diberikan Yesus kepada para murid-Nya. Setelah sembuh dari penyakit yang diderita maka mereka menceritakan kepada banyak orang tentang siapa Yesus yang penuh kuasa dan sanggup menolong dari semua kesulitan.

“Jangan kamu menyimpang ke jalan bangsa lain.”

Kata menyimpang ke jalan bangsa lain ada hubungannya dengan dengan ideologi bangsa dan patriotisme dan bela negara. Dari dahulu hingga sekarang yang namanya musuh dalam selimut atau dalam bahasa Alkitabnya serigala berbulu domba (suam-suam kuku) pasti ada. Mereka rela menjual bangsanya sendiri demi, idealismenya (prinsipnya) bahkan imannya demi takhta harta dan wanita atau pasangan hidup. Karakter-karakter demikian itu juga banyak dilakukan oleh para pemimpin di negara ini dari semua level, mulai dari level paling atas hingga yang level yang paling bawah. Maka dari itu ideologi kebangsaaan harus menjadi kurikulum dalam dunia pendidikan baik formal maupun non formal. Bahkah pendidikan ideologis kebangsaan itu menjadi tanggung jawab organisasi politik untuk mengadakan pendidikan politik bagi anggotanya dan konstituen. Dengan pendidikan politik yang benar mereka tidak menjadi politikus kutu loncat. Yaitu meloncat dari partai “A” ke partai “B” dan seterusnya.

“Dan masuk ke dalam kota Samaria.” Kota samaria adalah ibu kota Israel utara dan penduduknya adalah campuran dari berbagai suku bangsa dan bahasa. Di sana banyak sekali bangsa Israel yang kawin dengan perempuan atau laki laki bangsa lain yang tidak mengenal Allah. Hal itu yang menyebabkan Dia murka kepada mereka dan menghukumnya dan hal itulah yang menyebabkan Israel pecah menjadi dua yaitu Israel Selatan beribukota di Yerusalem dan Israel Utara yang beribu kota di Samaria. Inilah mengapa Yesus berkata demikian. Samaria itu identik dengan hal yang busuk-busuk termasuk politisi dan pemimpin busuk berada di situ. Oleh karena itu Israel Utara umumnya dan Samaria sendiri menjadi daerah kacau balau di semua bidang ekonomi, sosial budaya, politik dan hukum. Oleh karena itu sangat wajar apabila salah satu pesannya kepada 12 muridnya jangan masuk kota Samaria, karena memang kota tersebut adalah identik dengan kota segala kejahatan.

Yang membuat Samaria itu demikian karena memang mulai dari sistemnya yang buruk, pemimpinnya tidak berintegritas dan tidak mempunyai kapabilitas sebagai seorang pemimpin. Para pemimpinnya, politisinya mempunyai watak yang individualistis yang cenderung korupsi. Apabila Indonesia ingin menjadi negara yang maju dan berdaulat di dalam bidang ekonomi, politik sosial dan budaya, hilangkan politisi-politisi busuk dan koruptor yang memimpin bangsa ini. Politisi-polisitisi Kristiani harus menjadi pelopor dan berada di garis depan untuk membersihkan politisi kutu loncat dan koruptor supaya bisa menjadi negara yang berdaya.

“Pergilah dan beritakanlah karena kerajaan Allah sudah dekat.”

Untuk memberitakan dan mewujutnyatakan kerajaan Allah di bumi maka harus diberitakan dan untuk memberitakan kerajaan Allah di bumi itu membutuhkan kuasa, bahasanya Rasul Paulus perlengkapan senjata Allah. Karena yang dihadapi adalah penguasa di udara dan roh roh dan penguasa gelap. Namun yang akan dihadapi adalah pemerintahan yang nyata yang terkadang kebijakannya tidak sesuai dengan masyarakat khususnya penduduk yang minoritas. Oleh karena itu umat Tuhan di indonesia harus membutuhkan atau memanggil politisi-politisi Kristen yang mempunyai integritas, mempunyai kapasitas dan kapasitas sebagai seorang pemimpin dan tidak kalah pentingnya harus takut akan Tuhan. Apabila syarat itu sudah terpenuhi akan menjadi politikus dan pemimpin yang melayani bukan seorang pemimpin yang korupsi dan kolusi. Supaya bisa menjadi pemimpin yang melayani harus mendasarkan kerja kerja pemimpin pada firman Tuhan dan selalu meminta jaminan Roh Kudus untuk memampukannya. Kerja-kerja politik sekalipun jangan sampai melupakan campur tangan-Nya yang ajaib. Supaya tidak salah arah dalam menjalankan amanat rakyat minta perlindungan Roh Kudus supaya dilancarkan dan lebih dipermudah dalam bekerja. Markus Sulag



Leave a Reply