Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Yesus dan Politik (Part II)




eBahana.com – “Dan Yesus semakin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya dan semakin dikasihi oleh Allah dan manusia”

Pondasi Politik

Yang pertama-tama dibangun oleh Yusuf dan Maria untuk Yesus adalah membangun eksistensi. Pada umur 8 hari oleh kedua otang tua-Nya dibawa ke bait Allah untuk menyunatkan Dia untuk memenuhi tradisi Yahudi dan perintah firman Allah. Di saat itu juga seorang yang bernama Simeon, dia pribadi yang saleh dan benar, membuat pernyataan bahwa bayi yang baru saja disunatkan adalah terang bagi bangsa-bangsa. Sedangkan Hana seorang nabi perempuan yang juga membuat pernyataan dihadapan banyak orang bahwa bayi itu adalah pembawa keselamatan bagi yang menanti-nantikan keselamatan untuk Yerusalem.

Tinggal di tengah-tengah masyarakat membangun eksistensi itu sangat penting dan sangat mendasar karena itu merupakan kunci sukses dalam kehidupan ke depan. Dengan berhasil membangun eksistensi secara otomatis seseorang akan berhasil membangun komunikasi sosial, politik, budaya bahkan hukum. Sebagai orang Israel, Yusuf dan Maria ingin mengenal sejak dini tradisi dan budaya bangsanya sendiri karena dengan mengenal budaya dengan bisa menjadi jembatan emas di dalam membangun komunikasi politik, sosial dan ekonomi.

Yusuf dan Maria juga ingin mengenalkan tentang religiusitas sebab dengan pembangun religius dengan baik dan benar, kapabilitas dan integritas seseorang akan terbentuk. Sehingga pada saat perayaan Paskah semua warga Israel berduyun-duyun memperingatinya. Paskah dalam perjanjian lama adalah memperingati terbebasnya bangsa Israel dari kekuasaan bangsa Mesir. Dalam hal ini keluarga Yesus tidak ketinggalan juga datang ke bait Allah untuk merayakannya. Namun ketika selesai perayaan paskah tersebut Dia tidak ikut pulang bersama dengan orang tua-Nya. Mereka baru sadar bahwa Yesus tidak ada bersama-sama dengan mereka, wajar apabila mereka sangat khawatir hal itu sangat manusiawi. Mereka mencari ke mana-mana sampai tiga hari lamanya, lalu mereka kembali ke Yerusalem dan akhirnya ketemu di bait Allah sedang berdiskusi dan mengajukan pertanyaan kepada alim ulama (para petinggi agama Yahudi). Melihat kecerdasan dan segala jawaban yang diberikan-Nya mereka sangat heran. Ia semakin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya, yang membuat banyak orang heran karena saat itu usianya masih 12 tahun.

Setelah orang tua-Nya melihat Dia tercenganglah dan ibu-Nya berkata, ”Nak, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Secara manusiawi orang tua-Nya jengkel karena lelah, lapar bercampur aduk menjadi satu mencari-Nya selama 3 hari. Tetapi Dia menjawab, ”Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tau bahwa Aku harus berada di rumah Bapaku?” Karena mereka tidak tahu, mereka langsung pulang kembali ke Nazaret tempat tinggal mereka.

Secara tidak langsung Yesus telah membangun eksistensi sebagai manusia sejati dan Allah sejati di hadapan masyarakat. Banyak orang menjadi tahu tentang siapa diri-Nya minimal banyak orang tahu tentang kapasitas dan kapabilitas apabila nanti menjadi seorang pemimpin. Yesus di sini memberi tahu bahwa ntuk menjadi seorang pemimpin entah itu legislatif, eksekutif (bupati,wali kota, gubernur dan presiden) itu tidak instan tetapi harus melalui tahapan-tahapan yang panjang dan melelahkan baik fisik maupun mental. Ada pepatah yang mengatakan bahwa, ” Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” Kata besenang di sini artinya menikmati jerih lelah yang telah diperjuangkan. Para pengikut Kristus jangan suka menjadi politisi karbitan yang diraihnya secara instan dengan jual beli suara utuk meraih kursi kekuasaan tetapi harus mempunyai modal sosial yang cukup dan berdoa kepada Allah. Kita mau menunggu waktunya Tuhan karena rencana-Ku bukanlah rencanamu dan rencana Tuhan bukanlah rencana kecelakaan tetapi rencana damai sejahtera. Markus Sulagi



Leave a Reply