Skill of Writing in Online Media? Ayo! Ayo! Bisa!
eBahana.com – Menulis di media daring (dalam jaringan) online adalah suatu hal yang baru bagi saya sebagai seorang ibu rumah tangga yang agak gaptek. Bersyukur sekali karena bimbingan Dr. Xavier Quentin Pranata, yang mengajar cara menulis di media online membuka wawasan saya bahwa sebenarnya saya pun bisa melakukan hal itu. Yang terpenting saya mau mulai mencoba dan mencoba lagi. Semua kita pasti bisa, tinggal tergantung mau apa tidak. Lewat tulisan, kita mempengaruhi banyak orang, apalagi jika kita menulis melalui media online. Mengingat pesan Tuhan Yesus bahwa kebenaran Injil harus menggarami dan menerangi setiap segi kehidupan masyarakat, maka pilihan yang paling tepat untuk zaman sekarang ini-sehingga diharapkan dapat mencapai sasaran pada setiap lapisan masyarakat-adalah memanfaatkan secara optimal media online. Kenyataannya sekarang anak-anak Tuhan masih sangat kurang menggunakan media online bila dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya.
Memang dalam menggunakan media online kita harus bertindak secara cerdik sehingga artikel yang kita buat dapat diterima dan diposting oleh pihak pengelola, namun kita juga harus tulus sehingga tetap dapat menyampaikan kebenaran secara utuh. Sebagai contoh kita boleh mengutip ayat Alkitab tanpa menyebut alamat ayatnya, atau tidak secara terus terang menyebutkan nama Tuhan Yesus, tetapi dapat mengganti dengan nama “Sang Guru Agung”. Yang pasti upaya kita secara maksimal dapat memberi dampak (menggarami dan menerangi) bagi para warga net.
Dalam pemilihan topik artikel yang akan kita tulis dapat memilih topik yang sifatnya umum maupun yang bersifat khusus yang terkait dengan soal-soal keagamaan. Adalah sangat menarik bagi para netizen bila artikel yang kita luncurkan berisi isu yang sedang viral atau peristiwa yang baru saja terjadi. Bila kita terlambat mengantisipasinya maka kita akan kehilangan moment. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan artikel untuk media online antara lain artikelnya gampang dilihat, gampang dibaca, gampang dicari dan bermanfaat untuk pembaca. Pesan-pesan yang penting harus diutarakan terlebih dahulu supaya bila terjadi pengeditan naskah karena dianggap terlalu panjang, pesan-pesan penting tersebut tidak akan terbuang, karena biasanya bagian akhir tulisan yang akan dibuang oleh editor bila naskahnya dianggap panjang.
(Denny Sherly Durand, mahasiswa S2 ITHI)
