Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Richard T G Raharjo : DREAM BIG




Saat kita kecil, salah satu pertanyaan yang kerap ditanyakan orang-orang adalah, “Apa cita-citamu?”, “Kalau besar mau jadi apa?” Namanya anak-anak, kita dengan lantang dan percaya diri jawab ingin jadi tentara, jadi dokter, jadi presiden, dll. Jadi Marinir, itulah cita-cita saya waktu kecil. Seiring bertambahnya usia, kita sadar diri apa yang kita mimpikan atau cita-citakan butuh usaha, ketekunan dan duit. Karena sadar tidak gampang mewujudkan mimpi, banyak orang memilih mengubur mimpinya. Termasuk saya. Saya tidak mendaftarkan diri ke militer.

Meski tidak jadi Marinir, Tuhan dengan cara-Nya yang kreatif bikin saya berani bermimpi besar lagi. Semua bermula saat saya tidak sengaja baca buku “Menjadi Penulis Buku Rohani” yang ditulis Stevanus Rahoyo di toko buku Gramedia. Tahun 2006 saya masih kuliah sambil bekerja di sebuah perusahaan besar farmasi di Semarang. Karena keuangan pas-pasan, saya waktu itu hanya bisa “numpang baca gratis.” Setelah membaca lembar demi lembar, saya punya mimpi SUATU HARI NANTI BUKUKU ADA DI RAK TOKO BUKU! SUATU HARI NANTI NAMAKU TERTULIS DI BANYAK BUKU RENUNGAN!

Membaca buku saya suka, tapi menulis saya tidak suka. Yang membuat saya mencoba menulis adalah nasihat bapak Rahoyo yang berbunyi: “Untuk menulis buku, bermodal mencintai pun cukuplah.” Karena saya biasa mencatat saat teduh pribadi, saya kirimkan tulisan saat teduh saya kepada penerbit buku renungan. Saya kirim empat, ditolak empat. Saya kirim sepuluh, ditolak sepuluh. Akhirnya setelah terus mengirim dan terus ditolak, dua tulisan saya diterima dan diterbitkan. Ada rasa senang luar biasa, apalagi saat orang tua membaca tulisan saya dan saya dipuji. Tak hanya berhenti di renungan, saya coba menulis buku, saya kirimkan ke penerbit ANDI. Puji Tuhan dua buku yang saya tulis diterbitkan. Dari satu penerbit buku renungan, saya lalu menulis di penerbit-penerbit buku renungan lainnya. Kini impian saya jadi kenyataan.

Sepuluh tahun, itulah waktu Tuhan memproses saya mewujudkan mimpi. Dari nol menjadi satu, dari satu menjadi banyak. Yohanes 15:8 berkata: “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.” Sebagai pengikut Kristus, saya sadar saya harus memuliakan Kristus dengan menghasilkan banyak buah. Salah satunya lewat talenta yang Tuhan percayakan yaitu menulis. Banyak penolakan saya terima, banyak kritik yang menyakitkan tapi membuat saya terus memperbaiki diri dan bertumbuh. Jika Anda saat ini takut bermimpi, Anda tidak sendiri, saya pernah mengalaminya. Nasihat saya, jangan pernah takut bermimpi. Bermimpi itu tidak dilarang, bermimpi itu indah, jadi kenapa takut bermimpi.

Apa pun impian Anda, mulailah mewujudkannya dengan hal sederhana, yaitu mencintainya. Karena saat kita melakukan segala sesuatu dengan cinta, kita sanggup menjalani setiap proses yang Tuhan ijinkan terjadi. Kita tidak akan mundur saat tantangan demi tantangan tiba, tapi kita akan maju dan menyelesaikannya. Kalau gagal berulangkali dan diejek beberapa orang sebagai orang gagal, bangkit lagi. Lampu, telepon, dan mobil bisa ada dan kita pakai sekarang, karena para penemunya selalu bangkit saat gagal. Mereka tidak biarkan kata-kata negatif orang-orang yang pesimis mematikan mimpi besar mereka. Jangan takut bermimpi, jangan pernah menyerah mewujudkan mimpi itu jadi kenyataan, dan selalu mengucap syukur kepada Tuhan karena oleh anugerah-Nya mimpi kita diwujudkan-Nya.



Leave a Reply