Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Penginjilan Era Kaum Milenial: Gerakan Apostolik Profetik




eBahana.com – Marie Loveland, seorang penulis tentang gaya hidup dan dunia hiburan asal New Jersey, Amerika Serikat, menulis di website www.ranker.com, “Are millennials causing society’s downfall? If you asked a baby boomer, the answer is probably a resounding yes. Any non-millennial will agree that millennials are murderers. They are killing industries with their newfangled technology and ethically sourced, all-natural knives. Don’t forget the fact that they’re all so busy spending all their money on avocado toast that they can’t really buy anything else, either – much less a home”.

Kaum Millenial adalah kaum ‘Pembunuh’ bagi banyak produk dan layanan. Hal-hal yang dulunya bisa diterima masyarakat dengan baik, oleh kaum Millenial ditolak bahkan terancam ‘dimatikan’. Salah satu contohnya adalah Departemen-Departemen Store di Indonesia yang satu demi satu mulai berguguran. Sumber penyebabnya adalah Millenial yang bergeser perilaku dan preferensinya. Pertama karena mereka mulai berbelanja via online, kedua karena Millenial kini tidak lagi heboh berbelanja barang (goods), mereka mulai banyak mengonsumsi pengalaman (experience/leisure) (Sumber : Millenials Kills Everything-Yuswohady). Masih banyak hal lagi yang berhasil ‘dipunahkan’ oleh kaum Millenial, hal hal yang masa sekitar 5 atau 6 tahun yang lalu masih biasa saat ini pelan pelan semua mulai berguguran.

Di pihak lain, kaum Milenial berhasil membangun sebuah tatanan kehidupan yang baru, merubah sistem pola hidup menjadi lebih cepat, cerdas dan efisien. Tidak lagi terkungkung oleh aturan yang baku dan sistem yang kaku. Siapa yang menyangka bahwa saat ini kita bisa memesan hotel di Airbnb dengan harga murah bahkan Airbnb pun sama sekali tidak mempunyai properti hotel, atau memesan barang di Tokopedia selagi kita duduk bermalas malasan di rumah padahal Tokopedia tidak mempunyai gerai penjualan yang berhektar hektar luasnya.

Bagaimana dengan gereja era Milenial saat ini? Apakah ikut terpengaruh oleh pergeseran perilaku dan preferensi para Millenial? Jawabannya iya. Menurut website Christian Broadcasting Network, “The church has faced consistent struggles over the past centuries, and one particular struggle may cause a future epidemic. Research indicates Millennials (individuals ages 22-37 in 2018) have been leaving the church in alarming numbers. One study shows 59 percent of millennials raised in church have already left”. Sungguh sebuah fakta yang sangat menyedihkan.

Namun sayangnya, banyak gereja yang menutup mata terhadap kenyataan ini. Gereja lebih memilih mendekorasi ruang ibadah dengan megah dan lebih megah lagi, membuat musik dan penyembahan yang spektakuler, KKR demi KKR yang tidak ada habisnya. Orang yang hadir di gereja tidak ubahnya seperti sebuah produk dan komunitas sel sama seperti orang yang sedang mengumpulkan massa untuk menjelaskan sebuah produk MLM. Tidak ada hubungan dan tidak ada kasih, yang ada gereja sibuk berpikir keras bagaimana supaya setiap program yang ada dijalankan dengan berhasil, jemaat Tuhan dipuaskan dengan musik yang memanjakan telinga dan membuat nyaman di jiwa, menerima mujizat mujizat yang luar biasa, sehingga nama gereja dan sang hamba Tuhan menjadi begitu terkenal di seluruh dunia. Perkara hubungan Tuhan dengan jemaat gereja si hamba Tuhan bahkan dengan si hamba Tuhan itu sendiri urusan belakang. Yang penting Tuhan ‘disukakan’ dengan keberhasilan program gereja tersebut.

Kaum Milenial saat ini membutuhkan sesuatu yang nyata, yang mereka dapat alami dan rasakan secara terbuka dan bukan basa basi. Kasih yang nyata, pertemuan dengan Tuhan yang nyata dan hubungan keluarga yang nyata dalam gereja.

Sekitar 6 sampai 10 tahun yang lalu, penginjilan secara KKR atau ibadah spektakuler dengan mengundang artis rohani mungkin mampu membawa orang datang kepada Kristus tapi saat ini, trend sudah berubah. Ada satu daerah di NTT dimana setiap tahun diadakan KKR dengan bermacam-macam mukjizat yang terjadi namun kenyataannya jumlah orang Kristen semakin menurun, karena faktor ekonomi dan pendidikan, dan itu terjadi di masa era Milenial saat ini.

Tuhan sedang bergerak mengumpulkan kaum Milenial dengan cara-Nya sendiri bukan dengan program gereja. Kelelahan dan kebosanan kaum Millenial terhadap program gereja yang kosong membuat mereka mencari Tuhan yang sejati dan hidup. Tuhan menjawab mereka dengan menggenapi apa yang dikatakanNya dalam Kisah Para Rasul 2 : 16 – 21(TB) , “Tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel : Akan terjadi pada hari-hari terakhir  –demikianlah firman Allah–bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia;   maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat,dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan   akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat.  Dan Aku akan mengadakan mukjizat-mukjizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu.  Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan”

Atas kehendak Tuhan sendiri maka Ia mencurahkan Roh-Nya ke atas semua manusia. Orang orang yang merindukan-Nya akan bertemu dengan Dia secara pribadi, Roh Kudus sendiri yang akan memimpin mereka secara supranatural untuk menggenapi semua kehendak Tuhan, untuk membuat tanda tanda bagi dunia ini, inilah gerakan Apostolik Profetik, gerakan kebangunan rohani baru yang berasal dari Tuhan sendiri. Gerakan yang mendobrak dan membangun dalam hubungan yang nyata dengan Sang Kepala Gereja, Tuhan Yesus Kristus sendiri.

Pencurahan RohNya juga membawa pemulihan akan keluarga, baik keluarga secara inti maupun gereja/jemaat Tuhan. Adanya kasih yang nyata dan tulus, pemuridan dan komunitas yang tanpa topeng karena semua dilakukan bukan demi sebuah program tapi karena tuntunan Tuhan sendiri.

Semua orang percaya dapat melakukan mujizat yang luar biasa. Penginjilan yang dilakukan bukan dalam skala yang besar tapi skala pribadi per pribadi, manusia menyentuh kebutuhan manusia lainnya atas hikmat yang dikaruniakan Roh. Nubuat nubuat yang dihasilkan membawa orang yang belum percaya menjadi percaya bahwa Kristus hidup dan berkuasa. Gereja bukan lagi bicara soal gedung dan bangunan yang megah tapi soal pribadi. Akan adanya pergerakan yang sama dari orang orang yang bahkan tidak mengenal satu dan lainnya. Semua mengarah ke satu tujuan yaitu menggenapi rencana Tuhan buat dunia dan gereja-Nya dan mempermuliakan nama-Nya.

Saat ini, gerakan Apostolik Profetik terus bergerak, menyentuh banyak kaum Milenial yang rindu dan haus akan Tuhan. Mengubah banyak orang, mengubah sejarah dan menjangkau banyak suku dan kaum yang tidak tersentuh oleh gereja ‘zaman old’. Gerakan yang tidak terbendung karena berasal dari hati Tuhan.

Mari, kenal hati-Nya dan masuk dalam gerakan ini bersama sama!

Oleh Gideon Budiyanto.



Leave a Reply