Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

New Normal: Membiasakan yang Baik & Benar Serta Berdamai dengan Covid-19




eBahana.com – Kebijakan-kebijakan yang dilakukan untuk mencegah penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) adalah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PBSS), social distancing atau physical distancing, menggunakan masker medis, mencuci tangan dengan sabun, bekerja dari rumah (work from home), belajar di rumah (study at home), membatasi akses antara wilayah, menutup sementara sekolah, universitas, rumah ibadah dan tempat-tempat umum lainnya. Penerapan kebijakan pencegahan penyebaran Covid-19 memberikan dampak yang berisiko terhadap individu, keluarga, kelompok, organisasi bisnis, pemerintah dan lembaga non-profit. Risiko-risiko yang telah dan berpotensi muncul memiliki kecenderungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti psikologis, ekonomi, sosial dan bahkan keyakinan secara agama. Jumlah kasus baru masih menunjukkan peningkatan baik secara lokal maupun nasional. Walaupun demikian, pemerintah telah mengusulkan beberapa wacana protokol new normal yang harus sesuai dengan standar WHO. WHO menetapkan bahwa suatu negara atau wilayah harus berhasil membuktikan mampu mengendalikan penyebaran Covid-19 sebelum menerapkan new normal.

Selama masa pandemi penerapan pengukuran suhu tubuh di beberapa tempat telah dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Kebijakan ini dilakukan terutama ketika akan memasuki gedung atau tempat umum lainnya. Untuk menjalani new normal pengukuran suhu tubuh mungkin tetap akan dilakukan di beberapa tempat yang akan ditentukan oleh pemerintah atau kebijakan dari instansi tertentu. Selain itu, pada masa pandemi, tindakan yang tepat adalah tetap di rumah bila dalam keadaan sakit seperti batuk, demam dan keadaan sakit lainnya. Dengan demikian, ketika kita beribadah bersama dengan sesama saudara seiman di gereja atau perkumpulan lainnya sebaiknya memang mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah dan menerapkan kebiasaan baik selama masa pandemi untuk memasuki new normal.

Penerapan physical distance adalah salah satu kebijakan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Social distancing atau physical distancing diharapkan mampu mencegah penyebaran Covid-19 ketika suatu wilayah menerapkan karantina atau lockdown baik secara penuh maupun sebagian. Penerapan ini bisa ditemukan di beberapa pusat perbelanjaan dengan menerapkan jarak sekitar 1,5 meter baik pada bagian etalase produk ataupun pada saat mengantre di kasir atau ditempat lainnya. Kebiasaan membawa perlengkapan kebersihan seperti tisu basah, tisu kering dan hand sanitizer pada masa pandemi akan mempermudah kita dalam membiasakan peduli terhadap kebersihan diri dan selalu mencuci tangan menggunakan sabun setelah berada dari luar rumah, sesering mungkin ketika berada di kantor atau di luar rumah dalam waktu lama, sebelum dan sesudah makan. Selama masa pandemi, menggunakan masker medis selalu disaran baik sedang dalam kondisi sakit maupun sehat, baik di dalam rumah ataupun berada di tempat umum atau wilayah terbuka. Kebiasaan menggunakan masker selama masa pandemi maka akan mempermudah kita untuk membiasakan menggunakan masker dalam rangka memasuki new normal.

Kebijakan PSBB dalam masa pandemi juga mempengaruhi banyak organisasi dan pekerja. Penerapan bekerja dari rumah (work from home) telah dilakukan dan berhasil pada sebagian besar masyarakat. Di satu sisi, banyak pihak yang mengalami risiko tinggi secara keuangan terkait kebijakan ini terutama sektor informal. Tidak semua jenis pekerjaan sesuai dengan kebijakan work from home. Bagi para professional, pekerja mandiri atau sektor informal yang bekerja secara individu atau tim yang memungkinkan bekerja secara online, kebijakan ini adalah hal baru atau mungkin sebagai ide untuk memulai sesuatu yang baru. Ditambah lagi bahwa penurunan penerimaan memungkinkan perusahaan untuk melakukan pengurangan jumlah karyawan. Di satu sisi, work from home atau bekerja dengan menggunakan teknologi adalah salah satu gagasan yang untuk mengantisipasi potensi meningkatnya jumlah pengangguran.

Sekolah dan universitas juga ditutup sementara selama masa pandemi masih belum bisa diselesaikan, maka belajar di rumah secara online adalah pilihan yang tepat. Banyak siswa dan mahasiswa yang tidak mampu menjangkau fasilitas untuk belajar secara online, mulai dari tidak memiliki perangkat yang memadai, kualitas koneksi internet yang rendah, pengadaan koneksi internet yang tidak bisa terjangkau secara keuangan dan masalah lainnya. Situasi ini mengajarkan kita untuk belajar keterampilan baru walaupun tidak nyaman dan tidak mudah baik bagi siswa maupun pengajar. Bekerja dari rumah dan belajar di rumah menggunakan perangkat teknologi dan fasilitas koneksi dengan kemampuan yang baik untuk menerapkan pertemuan virtual dan belajar secara online.

Penerapan PSBB, lockdown, karantina dan protokol kesehatan diterapkan di banyak negara termasuk Indonesia. Dampaknya bagi kesadaran kesehatan dan kebersihan diri dan lingkungan menjadi lebih tinggi karena yang tidak normal sebelum pandemi menjadi biasa pada masa pandemi dan akan menjadi new normal setelah pandemi. Kita bisa belajar dari masalah yang telah kita hadapi untuk menjalani hidup lebih baik dan bijaksana. Persoalan yang kita hadapi selama masa pandemi dan setelahnya adalah kemungkinan akumulasi kesalahan yang telah kita lakukan sebelum Covid-19 muncul.

Sebagai contoh, dalam kondisi bisnis, ekonomi dan keuangan yang tidak stabil dialami berbagai pihak mulai dari pekerja sektor informal sampai korporasi besar dan bahkan perusahaan negara. Banyak individu, baik pegawai ataupun profesional harus berada di rumah dan tidak melakukan kegiatan untuk memperoleh penghasilan. Sebagian besar mereka tidak memiliki dana darurat untuk mengantisipasi kondisi buruk untuk beberapa bulan. Pemahaman mengenai pengelolaan keuangan pribadi sangat rendah. Penghasilan yang rendah adalah salah satu kendala untuk menerapkan alokasi pendapatan dengan bijak. Walaupun begitu, alokasi dana untuk keadaan darurat dan pensiun tetap harus diterapkan. Kita adalah orang yang percaya, penuh harapan dan memperoleh uang sesuai dengan cara yang bijaksana. Kita bisa belajar dari bangsa Mesir, dibawah pemerintahan Raja Firaun, menyimpan seperlima dari setiap hasil tujuh tahun kelimpahan untuk digunakan dalam tujuh tahun masa kelaparan (Kejadian 41:34-36). Bahkan Alkitab sudah mengajarkan kita sejak berada pada sekolah minggu untuk menyimpan penghasilan kita untuk mempersiapkan diri di masa-masa sulit.

Beberapa negara berhasil menekan penyebaran Covid-19 berdasarkan jumlah kasus terkonfirmasi, pulih, kematian dan rentang waktu lockdown atau karantina. Tindakan mereka adalah respon cepat terkait dengan peringatan dari otoritas Cina dan WHO mengenai jenis pneumonia yang tidak biasa. Mereka belajar dari kejadian Flu Spanyol, SARS, MERS, kita sebagai individu bisa belajar dari teladan-teladan yang terbaik. Selain itu, pakar dari John Hopkins University mengatakan bahwa vaksin kemungkinan akan siap untuk digunakan pada tahun 2021. Beberapa ahli juga menyatakan bahwa dunia harus tetap waspada terhadap Covid-19 sampai tahun 2021 karena ini adalah penyakit baru dan memerlukan banyak penelitian untuk mempelajari perilaku Covid-19. Walaupun demikian, kita tetap harus memiliki harapan bahwa vaksin akan segera ditemukan, menyembuhkan dan kita hidup dalam kebiasaan normal yang baik.

Oleh Melissa Simarmata.



Leave a Reply