Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Jangan Melampaui Kehendak-Nya




eBahana.com – Percakapan Yesus dan Simon Petrus ternyata diikuti oleh orang lain, sebagai pribadi tentunya tidak senang apa yang menjadi pembicaraan Yesus dan dirinya itu diketahui orang lain. Hal itu diketahui ketika manakala ia berpaling, seperti yang dikatakan dalam Firman-Nya dibawah ini.

“Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid  yang dikasihi Yesus yang sedang  mengikuti mereka,” ternyata yang mengikuti Yesus dan Petrus adalah Yohanes murid yang dikasihi-Nya. Dan alasan mengapa ia mengikuti Yesus dan Petrus tidak dijelaskan. Apakah ia mengikuti itu atas inisiatif pribadi atau ada misi khusus yang diberikan kepada Yesus. Tetapi apabila kita telaah lebih lanjut berdasarkan ayat di bawah ini: “Yaitu pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: , Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?” Sudah bisa dipastikan bahwa ia mengikuti Yesus dan dirinya atas perintah Dia dengan tujuan untuk kepentingan pekerjaan Tuhan pasca kenaikan-Nya ke Surga bahkan generasi sesudah kehidupan para murid dan pengikut-Nya yang lain. Yohanes mengikuti diri-Nya dan Dia atas perintah-Nya itu indikasinya semakin jelas apabila kita mencermati pertanyaan di bawah ini.

“Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus:” Apakah yang akan terjadi dengan orang ini?”

Pertanyaan yang aneh dari Petrus, apakah yang akan terjadi dengan orang ini? Karena pertanyaan ini ada hubungannya segala sesuatu kejadian yang akan dialami di masa yang akan datang.

Jawaban Yesus atas pertanyaan Simon, bernada marah dan seolah olah tidak senang terhadap pertanyaan tersebut. Adapun jawaban-Nya sebagai berikut: Jawab Yesus: ”Jikalau Aku menghendaki supaya ia, tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau ikutlah Aku.”

Kata: “Jika Aku menghendaki,” Yesus ingin menunjukkan kuasa-Nya dan otoritas-Nya sebagai Allah yang tidak merupakan murid-Nya termasuk Petrus campur tangan atas kehendak-Nya.

Tetapi apa yang disampaikan oleh Yesus menjadi friksi internal para murid dan pengikut-Nya sebab mereka  salah mengartikan kata: “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang.” Salah tafsir dari para murid tersebut yang membuat berita itu tersiar di antara para murid dan saudaranya yang lain, seperti yang tertulis di bawah ini.

“Maka tersiarlah kabar diantara saudara saudara itu bahwa murid itu tidak akan mati.”

Yang menjadi pertanyaan, Siapa yang memberitakan kabar tersebut, apakah Simon atau Yohanes sendiri yang memberitakan, semua tidak diceritakan dengan jelas. Pada hal Dia mengatakan Tetapi Yesus tidak mengatakan kepada Simon bahwa Yohanes tidak akan mati tetapi Ia kepada-Nya, bahwa murid itu tidak akan mati, melainkan: “Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.”

Karena kata: “Jikalau Aku menghendaki” seharusnya hal itu yang harus ditekankan dalam menceritakan kepada yang lain supaya tidak salah persepsi dan akhirnya menjadi bola liar yang tidak ada ujungnya.

Seharusnya yang harus ingat dan yang harus diperhatikan oleh Simon Petrus adalah kata: “Ikutlah Aku”  bukan kata: “Apa yang akan terjadi dengan orang ini?” Sebab baginya fokus dengan mengikuti Dia itu lebih dari cukup. Karena kalau kita ingin mencampuri otoritas Yesus yang adalah Tuhan dan juruselamat tidak mungkin sanggup karena ia tidak punya kuasa untuk melakukannya.

Demikian juga dengan para pengikut Kristus pada generasi saat ini, jangan apa yang melampaui otoritas Tuhan Yesus karena hal itu adalah awal dari kesombongan dan bisa dianggap melawan kehendak Allah. Oleh karena itu biarlah yang menjadi wewenang-Nya Dia biarlah Ia yang mengerjakan sedangkan kita sebagai hamba harus seturut dengan kehendak-Nya. Markus Sulag



Leave a Reply