Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Ibu Semua yang Hidup




eBahana.com – Hari-hari ini gereja mempunyai tanggung jawab untuk membawa semua gender kembali pada “khittah”nya. Ada banyak disfungsi yang terjadi dalam setiap kehidupan pria dan wanita, masing-masing menyalahi kodratnya. LGBT yang marak di mana-mana, emansipasi yang kebablasan dan berbagai macam isu gender semakin jauh menarik masing-masing pihak dari kolaborasi apik yang Tuhan rencanakan. Hubungan pria–wanita rusak, berkompetisi, hitung-hitungan, ketidakpuasan melanda masing-masing kaum, keluarga-keluarga yang bermasalah melahirkan generasi micin yang alay dan berbahaya, generasi tanpa idol yang pantas dan berkenan. Tantangan buat para pria memiliki dimensi tersendiri, begitupun dengan perempuan, sebuah harapan yang sempat diucapkan Adam sebelum meninggalkan taman itu, bahwa makhluk disisinya ini akan membawa KEHIDUPAN walaupun di luar taman.

Baca Sebelumnya http://ebahana.com/serba-serbi/artikel/hawa-ibu-semua-yang-hidup/

Harapan ini harus berubah menjadi sebuah tanggung jawab saat–saat ini karena perempuan didoakan, dilatih, ditraining dalam kelas-kelas seminar, workshop bahkan dalam kotbah atau ceramah agama untuk kembali melahirkan sebuah asa. Hal ini menjadi sangat nyata apabila kita merenungkannya, bahkan dalam kehidupan sehari-hari wanita memegang peranan yang sangat besar dalam “menolong” pria. Pembaca juga bisa merasakan dalam sebuah rumah bahwa suasana sangat tergantung pada “mood” makhluk unik satu ini. Sesuatu yang tidak membahagiakan bisa membawa awan mendung berhari-hari dalam setiap ruang hunian anda ruang makan menjadi sendu, dapur tidak bercahaya, ruang keluarga menjadi gelap gulita, terlebih ruang tidur menjadi sunyi dan sepi.

Baca Sebelumnya http://ebahana.com/serba-serbi/artikel/kejadian-hawa/

Hari-hari ini ada banyak wanita yang letih, lesu dan berbeban berat, hal menjadi sebuah kesempatan setan untuk terus mengalahkan manusia, menggagalkan rencana Tuhan untuk membawa dua jenis makhluk mulia ciptaannya ini kembali ke Surga. Wanita hari-hari ini tidak menjadi ‘kapal-kapal saudagar’ (Amsal 31) melainkan berubah menjadi kapal-kapal perang yang acap kali menembak membabi buta sehingga meruntuhkan sebuah pencapaian, meruntuhkan komitmen-komitmen, bahkan merobohkan masa depan. Apabila kengerian ini tidak dihentikan maka efeknya akan semakin hebat dan masif. Peperangan dalam karakter dan perasaan para wanita harus dimenangkan, pertama-tama jelas oleh dirinya sendiri, para pria tidak akan pernah mampu membantu dan menolong wanita apabila tidak ada ruang kesadaran untuk maju bersama membalas kekalahan di taman itu (kalah=tertipu).

Hanya perempuan-perempuan yang sungguh-sungguh hidup dalam Kasih Karunia Tuhan yang sanggup menjadi partner pria dalam perjalanan kembali ke Surga. Ada begitu banyak sejarah peradaban wanita-wanita kudus yang bisa menginspirasi generasi sekarang untuk melahirkan kembali “semua yang hidup.” Dorongan semangat ini didasari pada sebuah kerinduan untuk melihat wanita-wanita bijaknya Tuhan kembali “menjadi penolong yang hebat” buat para pria, para suami terlebih buat anak-anak. Tuhan Yesus Memberkati engkau hai “ibu semua yang hidup”, Roh Kudus akan memampukanmu.

 

Ditulis di ROCLand oleh Paulus Iwan–suami dari seorang wanita dan ayah seorang gadis.



One Comment

Leave a Reply