Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

HOMO HOMINI LUPUS




eBahana.com – HOMO HOMINI LUPUS alias manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya yang pernah diucapkan Plautus adalah perkataan yang tepat untuk situasi saat ini.

Pagi ini saya membaca sharing rekan di salah satu WAG (WhatsApp Group) HR tentang harga hand sanitizer zaman now.

Hand sanitizer yang biasanya dijual di pabriknya dengan harga Rp400.000,-/liter, sekarang laris manis, bahkan sampai inden ribuan liter lagi.

Kata yang bersangkutan di pasaran ada yang jual sampai Rp 1.500.000,- per liter. Wow.

Lalu beredarlah di pasaran segala merek hand sanitizer yang kita gak pernah tahu ada namanya, dan izin entah darimana, dan langsung ambil posisi harga tertentu yang tidak beda jauh dengan yang mereknya kita kenal.

Memanfaatkan Momentum itu memang salah satu strategi dalam bisnis.

Tapi ketika strategi itu kita lakukan dalam situasi tertentu, apalagi ketika berkaitan dengan kebutuhan hajat hidup orang banyak, disitulah kita bisa melihat apa yang dikatakan Plautus memang benar : Homo Homini Lupus : Manusia Menjadi Serigala Bagi Manusia Lainnya.

Menyiapkan diri untuk berjaga-jaga sah-sah saja.

Tapi memanfaatkan momentum dari keuntungan dengan memainkan harga di pasar itu yang tanpa disadari membuat orang yang benar membutuhkan jadi dirugikan. Untuk saat ini antara lain masker dan hand sanitizer.

Selain itu, ada juga pihak-pihak yang melakukan strategi black marketing dengan terus meniupkan kepanikan di masyarakat supaya jualannya laku.

Dan ada saja masyarakat yang terkena, apalagi mereka yang biasa panik dalam kehidupan sehari-hari.

Saya jadi teringat, ketika kemarin sedang mencuci pakaian, tiba-tiba deterjen habis.

Saya lalu menelepon toko kelontong langganan saya untuk mengirimkan deterjen tersebut ke rumah.

Beginilah kira-kira pembicaraannya :

Toko (T) : “Gak bisa cepat ya.”
Saya (S) : “Kenapa ?”
T : “Ini orang pada borong, biasanya beli sekian galon xxxx sekarang 10 galon, beras dibeli sampai 2 karung. Jadi masih antri buat pengirimannya, karena xxxxxx itu.”
S : “Lho memang sudah sampai sini ya (yang terdeteksi kena) ?”
T : “Iya, lokasinya di Txxxxx.*” (*lokasi ini baru sekali saya datangi seumur saya hidup karena sangattttt jauh dari rumah saya)
S : “Ooo … ya sudah, kirim aja deterjennya 1 aja ukuran sekilo.”
T : “Iya, tunggu ya.”
Telepon dimatikan.

Beberapa jam saya tunggu, deterjen tidak datang, lalu saya telepon lagi toko kelontong langganan saya. Jawabannya ?

T : “Bukannya sudah dikirim dari tadi ?
S : ” Belum.”
T : “Ini bukan J3 ya ?”
S : “Bukan.”
T : Memanggil kurirnya dan ngobrol sambil teriak-teriak. Lalu … “Oh sorry tadi saya pikir di J3, tadi diantar ke sana dan orangnya ambil juga deterjennya … Hahaha ….”
S : “Wkwkwkwkk kok bisa ya ? Karena xxxxxx deterjen juga diambil hehehe … Yasud antar lagi aja ya ke rumah saya.”
T : “Iya hehhhee …, tapi gak bisa cepat ya, ini lagi pada borong.”
S : “Iya.”

Tunggu lagi beberapa jam baru setelah saya telepon lagi, kurirnya datang mengantarkan deterjen yang saya pesan.

Apa yang ada disini, begitu kepanikan terjadi, tiba-tiba ego naik dan mulailah kita memunculkan asli kita.

Mereka yang punya tendensi HOMO HOMINI LUPUS akan menjual barang dengan harga setinggi-tingginya, atau menumpuk barang sebanyak-banyaknya tanpa peduli hal itu akan merusak harga pasar dan membuat yang dananya terbatas akan sulit mendapatkan barang tersebut, padahal Ia dan keluarganya pun membutuhkannya.

…..

Hari ini mari coba kita renungkan, dalam diri saya ada unsur HOMO HOMINI LUPUS – kah ?”

Kalau ada yuk kita segera pandang Sang Maha dan minta ampun padaNya, karena baik uang yang banyak maupun timbunan barang di rumah tidak akan mampu menyelamatkan kita dari apapun.

Sebab Keselamatan dalam segala hal hanya ada pada Sang Maha.

Seperti dikatakan :

Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.”

Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk.

Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.

Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.

Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu.

Mari tetap berlindung pada Allah yang Maha Dahsyat, bukan pada benda-benda mati yang tidak bisa menyelamatkan kita dari segala sesuatu.

Happy Day, Stay Safe, Stay Safe. Live Life To The Best & Its Fullest.

Salam Damai dari Yeni Dewi Siagian, Reg. Psychologist.



Leave a Reply