Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Herd Immunity and Spiritual Immunity




eBahana.com – Tahun 2020 ini adalah tahun yang luar biasa bagi kita semua. Sebuah virus yang tak kasatmata berawal dari negara seberang sudah sampai dengan gesitnya di Indonesia. Kondisi pandemi menyebabkan setiap orang harus membuat jarak dalam lingkungan sosial. Saluran pernapasan pun harus ditutup masker untuk mencegah penularan penyakit ini.

SARS dan Corona adalah virus yang tidak asing pada 2020 ini. Penyakit COVID-19 ini menjadi trending topic sepanjang tahun dan kasusnya semakin meningkat di berbagai belahan dunia. Berbagai negara mengupayakan lockdown, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Work From Home (WFH), sampai beberapa bulan ini sudah menjadi New Normal. Adaptasi kebiasaan baru dengan protokol kesehatan pada era New Normal ini menjadi kewajiban, di antaranya, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi serta melakukan aktivitas fisik yang cukup setiap hari. WHO (World Health Organization) dan Kementerian Kesehatan menetapkan gerakan masyarakat hidup sehat. Petugas kesehatan dari desa hingga perkotaan dalam seluruh jajaran pemerintah mengumandangkan penetapan gerakan masyarakat hidup sehat. Ada sanksi bagi masyarakat yang tidak mematuhi aturan pemerintah ini. Aparat desa, petugas kesehatan, aparat kepolisian, tentara, aparat pemerintah kabupaten dan kota turun ke masyarakat bekerja sama melindungi dan mengimbau untuk mematuhi protokol tersebut demi tercapainya penurunan angka kasus COVID-19 di Indonesia. Masyarakat yang memiliki smartphone dan media sosial terus mendapatkan berita menggemparkan mulai dari meningkatnya kembali kasus penyakit, korban kematian para tenaga medis karena penularan COVID-19, bahkan resesi perekonomian di seluruh dunia.  Fenomena pandemi yang mendunia ini tentu mengacaukan banyak aspek dalam kehidupan yang awalnya tertata baik. Dampak yang terjadi, antara lain PHK sampai krisis ekonomi bagi keluarga dan pribadi, bahkan kondisi mental banyak orang yang berpengaruh terhadap kesehatan mereka.

Istilah “herd immunity” mengacu pada kekebalan komunitas atau kekebalan populasi terhadap suatu infeksi untuk dapat menghentikan penyebaran suatu penyakit tertentu. Hal ini dapat terjadi karena belum ada vaksin. Karena belum ada vaksin, sebagian besar populasi dapat terinfeksi virus sehingga mendapatkan kekebalan tubuh secara alami. Ada orang yang bertahan hidup karena kebal dengan penyakit. Namun, bagi orang yang kurang beruntung, ini akan berujung pada infeksi berat dan seterusnya. Kondisi imunitas dalam lingkup populasi ini berdampak bagi peradaban manusia baik secara positif maupun negatif.

Sistem “New Normal” memunculkan kebiasaan baru yang memungkinkan pembukaan kembali toko, pusat perbelanjaan, beberapa sekolah dan kantor, maupun aktivitas umum, dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan. WHO dan Pemerintah di masing-masing negara telah sekuat tenaga melakukan kebijakan yang paling tepat demi kesejahteraan bangsa mereka. Sekalipun demikian, manusia harus tetap berharap kepada Sang Pemilik Hidup. Allah berdaulat penuh atas hidup umat-Nya, seperti yang dinyatakan bahwa Allah menjaga kita dalam kehendak-Nya (Matius 10:29–31). Angka kasus penyakit dan kematian tidak boleh menjadi alasan ketakutan manusia. Demikian juga angka kesembuhan tidak boleh menjadikan kelengahan terhadap risiko pandemi sekarang. Protokol kesehatan yang ketat adalah untuk menghindari virus Corona, tetapi proteksi dari Tuhanlah yang menyelamatkan.

Setiap orang perlu membangun “spiritual imunity”. Amsal 17:22 menyebutkan bahwa hati yang gembira adalah obat. Jadi, pikiran dan perasaan manusia memengaruhi kesehatan tubuhnya. Setiap orang percaya membutuhkan komunitas untuk bertumbuh, saling menguatkan, saling mendukung, dan saling menajamkan. Meskipun harus menjaga jarak, pertemuan rohani seperti persekutuan doa dan studi Alkitab secara daring dengan teknologi dapat dilakukan. Komunitas semacam ini akan menumbuhkan iman melawan rasa takut terhadap ancaman wabah. Inilah daya tahan spiritual (dapat diistilahkan sebagai spiritual immunity)—penggunaan akal budi untuk mengevaluasi cara dan gaya hidup yang lebih sehat dan bersih. Perubahan rohani dalam hati dan pikiran semacam ini dapat menjadi bentuk kasih yang dibagikan di tengah-tengah keputusasaan dunia.

Secara biologis, hati yang gembira karena persekutuan dan penghayatan akan firman Allah dapat menghasilkan hormon bahagia, aman, dan tenang di otak. Inilah yang dapat membuat tubuh mengalami relaksasi sehingga tidak mudah terserang penyakit. Hal-hal yang menyenangkan, seperti mendengarkan musik yang memberikan semangat, menonton humor, menyalurkan hobi (bercocok tanam, olahraga, masak memasak, dan lain-lain) dapat melepaskan stres. Kegiatan rohani seperti pengucapan syukur, berbagi dengan sesama, juga pendalaman Alkitab sangat diperlukan untuk mencapai keseimbangan hidup. Inilah aplikasi kehidupan orang percaya, demi kesehatan rohani dan jasmaninya sehingga mampu mewujudkan kehidupannya sebagai saksi Allah di tengah dunia ini.

 

Oleh Febtrias Mandrabuti Prasetio – FSI Club Ministry.



Leave a Reply