Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Gesekan & Kerinduan Dalam Pelayanan




eBahana.com – Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya (Amsal 27:17).

Pada awal 2020, dunia dihebohkan dengan virus yang bernama Corona atau Covid-19, namun tidak ada yang menyangka bahwa sebuah virus yang tidak terlihat oleh mata biasa, dapat merubah kegiatan, dan struktur kehidupan manusia. Ibadah gereja dimana biasanya dapat dihadiri oleh beberapa puluh atau ratus orang harus dialihkan menjadi ibadah online, dan kegiatan belajar-mengajar di mana para murid datang ke sekolah, mendengarkan guru mengajar mereka di depan, saat ini dialihkan menjadi pelajaran online. Tempat liburan yang biasanya ramai saat ini menjadi sepi karena adanya virus yang bernama Covid-19.

Tidak ada yang menduga bahwa virus ini dapat merubah seluruh kegiatan manusia. Ketika awal tahun baru gereja saya sudah siap mengadakan program yang akan dilaksanakan, bermula dari acara valentine, paskah, ibadah padang, dan lain-lain, semua sudah dipersiapkan bahkan ditentukan tanggalnya, tetapi sayang ketika semua rencana sudah tersusun maka rencana hanya menjadi rencana tanpa ada pelaksanaannya, beruntung gereja saya sempat mengadakan acara valentine bersama.

Dari kejadian ini saya belajar satu hal, pada 2019 saya terlalu sibuk dengan segala pelayanan gereja, hingga membuat lupa akan persekutuan dengan Tuhan, segala aktivitas banyak dilakukan di gereja ataupun di luar rumah, sehingga waktu untuk saat teduh menjadi sedikit berkurang, dan dalam pelayanan saya mulai merasa lelah, serta hambar ketika terjadi sebuah gesekan, beda pendapat serta beberapa tuntutan dalam pelayanan. Arti dari pelayanan adalah kita melayani Tuhan, dan dalam melayani Tuhan, seharusnya kita menunjukkan karakter Kristus dalam pelayanan yang dilakukan. Pelayanan bukan sebuah paksaan dimana kita harus melayani karena kita orang Kristen saja, tetapi pelayanan sendiri lebih dari itu. Pelayanan adalah rasa syukur kita kepada sang juruselamat karena sudah diselamatkan, maka kita mau melayani Dia agar banyak orang mengenal Dia.

Namun sayangnya hal inilah yang tidak saya sadari selama ini. Puncak kekesalan adalah ketika perayaan natal, dimana saya dituntut untuk memberikan yang terbaik, pada penampilan anak sekolah minggu, tetapi anggota yang ada bukannya membantu justru menekan saya hingga timbul kekecewaan dalam diri saya. Kedewasaan dalam pelayanan sangatlah diperlukan, tidak bisa kita bertindak sendiri dan memutuskan sesuka hati saat ada masalah. Keputusan yang saya ambil adalah tetap melaksanakan pelayanan dan mundur setelah acara selesai.

Tuhan menegur saya melalui Firman-Nya, dalam Amsal 27:17, dimana besi menajamkan besi dan manusia menajamkan sesamanya. Walaupun terlihat berat dan tidak mengenakan di hati, tetapi inilah Firman Tuhan, dan saya sadar bahwa selama ini ketika saya dipertemukan dengan orang yang suka menuntut, suka mengatur dan beberapa anggota yang terlihat tidak dewasa menurut saya adalah untuk satu tujuan yaitu kedewasaan rohani saya. Dan di sinilah saya belajar tiga hal.

  • Pertama, kedewasaan dapat terjadi dengan cara apapun. Sewaktu sekolah ada kalanya guru memberikan ujian mendadak untuk melihat kemampuan para murid, di sinilah kedewasaan saya diuji, jika saya marah dan berhenti pelayanan, hal tersebut merupakan sebuah tindakan anak kecil yang ingin berada pada kenyamanan diri sendiri, tetapi tidak mau berkorban untuk mengoreksi diri, mengalahkan keegoisan agar kita semakin dewasa dan mengenal Tuhan dengan lebih baik lagi. Kedewasaan juga adalah cara Tuhan untuk memberikan kita tanggung jawab yang lebih besar lagi. Tuhan ingin melihat apakah saya sudah siap untuk menerima tanggung jawab lebih besar lagi atau saya mengalami keterlambatan pertumbuhan bahwa saya masih anak-anak.
  • Kedua, bukan orang lain yang salah tetapi kita. Mudah bagi seseorang untuk menyalahkan orang lain, dan tidak mau mengkoreksi diri sendiri. Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang egois. Pelayanan bukan untuk kesenangan dan sebuah permainan, melainkan pelayanan merupakan sebuah penderitaan secara daging, namun kesenangan dalam kerohanian. Perlu kita ingat setiap anggota pelayanan yang Tuhan tempatkan dalam hidup kita buka sebuah ketidaksengajaan, namun Tuhan punya maksud menempatkan orang tersebut dalam hidup kita agar kita belajar dari kesalahan kita tanpa perlu menyalahkan orang lain dan membuat keadaan kita sendiri menjadi rumit. Ketika mengalami kesulitan dalam pelayanan, minta tolonglah pada Tuhan dan orang-orang yang Tuhan percayakan, jangan biarkan keegoisan dalam hidup kita membuat kita menyalahkan antar anggota pelayanan.
  • Ketiga, pelayanan bukan sebuah mainan. Orang percaya tidak bisa berkata ingin pelayanan saat hatinya baik dan berhenti pelayanan ketika suasana hatinya buruk. Pelayanan bukan sekedar permainan. Ketika Covid-19 datang ke Indonesia dan membuat gereja melaksanakan ibadah online, di sinilah kerinduan untuk melayani muncul dalam diri saya. Saat saya membandingkan pada bulan Desember 2019 dimana saya sangat lelah dalam pelayanan, namun pada bulan Juni ini saat saya sudah hampir tiga bulan tidak ke gereja, membuat hati saya rindu untuk beraktivitas dan melayani Tuhan kembali. Dari sini saya belajar, ada masanya kita dapat melayani Tuhan namun juga ada masanya ketika Tuhan menyuruh kita beristirahat dari pelayanan untuk menguji motivasi kita dalam pelayanan. Selama Yesus menjadi manusia, ia melakukan pelayanan dengan baik dan tidak pernah menyia-nyiakan waktunya. Saat ini adalah giliran kita semua. Ketika musim Covid-19 pada akhirnya selesai dan gereja sudah diperbolehkan untuk beraktivitas maka jangan sia-siakan kesempatan kedua yang Tuhan berikan untuk melayani.

Gesekan terjadi untuk membuat orang percaya menjadi dewasa, karena itu janganlah tawar hati dan sakit hati kepada teman pelayanan apalagi kepada Tuhan. Setiap hal yang terjadi dalam kehidupan kita adalah sesuatu yang baik dan indah, mengapa demikian? Karena semua itu sudah Tuhan izinkan untuk menjaga dan mengontrol kehidupan kita tetap berada pada jalan-Nya dan pada akhirnya setelah kita tetap setia, percaya, dan berserah pada-Nya maka kita dapat mencapai garis finish sebagai seorang pemenang.

Oleh Agnes R.



Leave a Reply