Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

CERITA NATAL PAK TUA




(Oleh : Kristina Nadeak)

 

Memasuki bulan Nopember di kota kecil ini telah terasa suasana Natal, satu-satu took mulai memajang ornamen natal. Pohon natal dengan pernak-perniknya, dan berlahan-lahan lagu-lagu natal pun mulai berkumandang, walau penduduk kota kecil ini warga yang merayakannya tidak dominan tapi sangat terasa hangatnya bagi umat yang  menyambut. Di rumah-rumah penduduk, saat malam hari mulai tampak cahaya lampu-lampu pohon natal. Dan sayup-sayup terdengar suara umat bernyanyi dari rumah-rumah lagu natal, yang disebut mereka latihan koor untuk ditampilkan pada saat perayaan natal.

“Ternyata masih bagus pohon terang kita ya,” terdengar suara tegas dari sebuah rumah mewah. Tampang mata tua dengan wajah gembira memandang takjub saat pohon terang telah dipasang di ruang tamunya yang megah, memuji pekerjaan pelayan rumah yang setia dan patuh untuk mengerjakan apa yang diperintahkan olehnya. Si pelayan merasa senang saat pekerjaannya dihargai oleh tuannya. Pelayan yang setia yang mungkin sudah lebih dari sepuluh kali setiap tahunnya mendampingi lelaki tua untuk memasang pohon terang, yang mana pekerjaan ini biasanya dilakukan di awal bulan, tepatnya di minggu pertama bulan Nopember.

Masih terasa tahun yang lalu saat memasang pohon terang, di ruangan ini lelaki tua itu dengan suara lantangnya dan bahkan dengan sedikit bentakan tidak merasa senang dengan tampilan pohon terang. Terlalu banyak pernak pernik, warna kertas-kertas yang dipajang sangat meriah, pohon terangnya kotor terlihat kurang bersih dicuci.Banyak hal yang dikomentari, membuat pelayan semakin bingung, membuat pekerjaan semakin berantakan, dan lebih memprihatinkan melihat wanita yang lebih paruh baya mendampinginya bekerja, hanya bias mengurut dada.

“Mulai besok, ganti semua bunga di pot ini dengan bunga segar dan jangan lupa satu minggu sebelum hari Natal pesan kue-kue natal seperti tahun yang lalu, “ kata lelaki tua yang biasa dipanggil opung oleh pelayan setia itu. Pelayan menjawab hanya dengan anggukan.

Setiap tahun di ruang tamu, ruang keluarga berdampingan dengan piano ada meja kecil, dan kamar tidur, menjelang natal dan sampai menyambut tahun baru selalu ada pot bunga yang berisi bunga segar. Bunga anggrek kesayangan si pendamping lelaki tua itu. Di samping itu ada tempat kue besar berkaca berisikan kue-kue khusus, yang dipesan buatnya, dengan memperhatikan betul rasa dan kandungan kue yang tersaji, jangan sampai melanggar aturan kesehatannya.

Tak terasa natal tinggal satu minggu lagi, pohon terang telah dipasang, bunga-bunga segar menghiasi setiap meja mulai meja dari ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, sampai ke ruang belakang ada meja sudut dekat kolam renang yang sudah lama tak berfungsi. Rumput di halaman pekarangan sudah dipotong rapi, tataan bunga di taman pun telah diatur indah, benar-benar terasa asri.

Di halaman rumah yang cukup luas dipasang lampu-lampu natal menghias pohon-pohon cemara, menambah nuansa natal benar-benar terasa di rumah besar itu. Bagi setiap orang yang lalu lalang, melintasinya di saat malam hari karena lampu-lampu natal berkelap kelip, pasti sejenak akan memandang ke arah rumah itu. Hanya saja rumah itu terasa kosong, lengang dan sepi. Hanya lelaki tua, dan dua orang pelayan yang menghuni rumah sebesar itu.

Hari ini hari natal, tampak lelaki tua itu memakai setelan jas yang baru saja kemarin diambil dari laundry. Tidak seperti biasanya, hamper setiap tahun lelaki tua itu berpakaian jas yang baru. Tahun lalu tahun terakhirnya untuk memakai jas yang baru, berdampingan dengan seorang wanita yang umurnya juga tak terlalu jauh berbeda dengannya, tetapi mempunyai wajah teduh, tenang, dan lembut. Wanita itu sungguh-sungguh memperhatikan tataan busana jas yang dipakai. Serasa harus terletak benar dan serasi, mulai dari dasi, kemeja, celana panjang, ikat pinggang sebelum jas dipasang.

Sebelum keluar dari ruang tamu, tampak mata tua itu berkaca-kaca. Raut wajahnya kelihatan lelah, padahal beberapa hari ini dia tak melakukan perjalanan seperti biasanya. Ke kebun, ke peternakan, ke took atau ke taman kota berjalan-jalan sore menghabiskan waktu senjanya. Atau sekedar menjenguk teman-temannya ngobrol, yang katanya telah satu minggu meninggalkan kota ke rumah anak-anaknya untuk merayakan natal.

Sebelum memasuki mobil, dibawanya seikat kembang segar, harum baunya, yang mana nanti sehabis kebaktian dia akan berziarah ke tempat kekasih hatinya. Tak lupa dengan tas selempang, di dalamnya ada beberapa amplop. Kemaren senja pelayannya diajak untuk mengisi amplop-amplop itu. Yang mana tahun lalu, pekerjaan itu dilakukan oleh wanita yang berhati mulia. Berbagi kasih berbagi berkat, kata-kata itu selalu terdengar setiap menyambut natal. Tapi kata-kata itu kadang sering dibantah oleh lelaki tua itu. Dengan nyinyirnya mengusik pemberian, terlalu banyak dan boros.

Betapa terkejutnya si pelayan ketika lelaki tua mengajaknya untuk mengisi amplop-amplop dengan nominal yang tak disangka-sangkanya, bahkan bertanya masih adakah yang perlu dikasih amplop kasih natal.  Terharu dan benar-benar si pelayan merasakan perubahan yang luar biasa dengan bapak tua yang bertampak kasar, ternyata kini telah memiliki hati yang mulia setelah kepergian kekasih hatinya.

Damai di bumi, damai di hati. Bagi orang kesukaannya, Muliakan Tuhan. Nyanyian natal itu sekan-akan berkumandang, seperti terdengar suara wanita setengah tua menyanyikannya, terasa kehadirannya. Suara sopran yang selalu bergema merdu, apalagi di saat- saat natal, terasa hadir seketika. Tatapan lembut, teduh,  dan selalu penuh kasih, ada saat ini. Sepertinya pelayan dan bapak tua itu merasakannya.

Sebelum si bapak meninggalkan rumah menuju gereja mengikuti ibadah natal. Pelayan itu menyalamnya, mengatakan selamat natal, pak. Walau dia tak merayakannya tapi dia dapat merasakan bahwa wajah yang terlihat lelah itu sekonyong-konyong telah berubah dengan raut wajah penuh sukacita. Ternyat adoa-doa, pengharapan, kasih yang selalu diberikan wanita bijak yang pernah mengisi hari-harinya, taksia-sia. Walau kini raga itu tak ada. Natal yang indah, Natal telah membuat pembaharuan di hatituannya. Menikmati kasih dan berbagi kasih

 



Leave a Reply