Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Apa Artinya Menyangkal Diri?




eBahana.com – Tak dapat dipungkiri, wabah Covid-19 ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia.

Hal-hal yang dahulu nampak tidak wajar dilakukan, sekarang malah menjadi suatu keharusan, seperti contohnya memakai masker dimana-mana, dulu akan dianggap aneh apabila memakai masker penutup mulut dan hidung ketika sedang berjalan-jalan di pusat perbelanjaan, tapi sekarang setiap orang yang akan masuk ke pusat perbelanjaan justru wajib memakai masker.

Wabah Covid-19 juga banyak mengajari kita bahwa hal-hal yang dahulu begitu penting sekarang seperti tidak ada harganya.

Kita mungkin dulu begitu bangga bisa bekerja di sebuah gedung perkantoran megah nan mewah di pusat kota tapi sekarang malah diharuskan bekerja dari rumah. Kita dulu juga mungkin merasa berbahagia bisa kumpul-kumpul dengan teman-teman kita di tempat nongkrong yang sedang hits dan memposting kebersamaan itu di sosial media tapi sekarang kita cukup berpuas diri hanya bisa berkumpul di sosial media bukan lagi di dunia nyata.

Pada awal terjadinya pandemi ini, ada begitu banyak orang yang tidak siap dalam menghadapi perubahan yang terjadi namun mau tidak mau kita semua harus bisa beradaptasi dalam setiap perubahan yang ada sehingga bisa tetap bertahan dan berhasil menaklukkan perubahan itu sendiri.

Alkitab juga mengajarkan betapa pentingnya suatu perubahan dalam kehidupan manusia.

Ketika kita menjadi milik Kristus dengan penebusan-Nya di kayu salib, hidup kita bukan milik kita lagi melainkan milik Kristus. Itu artinya kita harus hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan bukan kita. Perubahan harus terjadi dalam setiap pola kehidupan kita.

Memang sulit untuk bisa berubah. Apalagi kita sudah terbiasa hidup dengan pola-pola tertentu yang memang sudah begitu mendarah daging dalam diri kita karena telah menjadi nilai-nilai yang tertanam sejak kecil.

Bukan hanya itu saja, pengaruh lingkungan, internet, film dan sosial media turut menyumbangkan nilai-nilai yang kita pikir itu sebuah kebenaran hanya karena setiap orang melakukannya dan dipertontonkan di muka umum, padahal belum tentu.

Itulah sebabnya kita seringkali masih terjebak dalam pola hidup lama kita yang kita sukai yang sebenarnya kita tahu itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita melakukannya karena kita merasa nyaman dan juga merasa bahwa hal itu tidak mungkin kita ubah karena sudah menjadi ‘pembawaan’ kita sejak dulu.

Dengan kata lain, kita mau Tuhan yang mengerti diri kita dan memakluminya sehingga kita tidak perlu repot harus berubah.

Dalam Matius 16:24, Tuhan Yesus berkata bahwa, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”

Kata menyangkal atau dalam bahasa Inggrisnya memakai kata deny mempunyai arti menolak, mengingkari atau membantah.

Kita harus menyangkal diri kita kalau mau ikut Tuhan Yesus, itu sudah jelas tertulis pada pasal dan ayat di atas.

Menyangkal diri bukan berarti hidup dengan memakai topeng atau berpura-pura tapi mengingkari dan membantah serta menolak pola-pola pikir serta hidup kita yang lama yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.

Kita harus menyangkal diri karena hidup kita dengan pola pikir yang lama itu bukanlah diri kita lagi karena semua itu telah mati ketika kita menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Kita telah menjadi ciptaan yang baru (II Korintus 5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang).

Dengan kita menyangkal diri, kita akan mampu memikul salib yang ada dalam kehidupan kita, karena fokus kita bukankah diri sendiri lagi melainkan Tuhan Yesus yang menjadi Sumber Pengharapan kita.

Apakah kita bisa menyangkal diri kita sendiri sehingga bisa membawa perubahan yang bahkan untuk hal-hal yang kita anggap sudah menjadi ‘pembawaan’ kita yang sulit untuk diubah? Pasti bisa karena tidak mungkin Tuhan Yesus memberikan perintah yang tidak dapat kita lakukan.

Marilah kita semua berlatih menyangkal diri setiap hari dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya dengan kekuatan yang diberikan oleh Roh-Nya yang ada di dalam kita.

Oleh Gideon Budiyanto.



Leave a Reply