Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Andreas Jonathan : DREAM BIG




Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Matius 5: 9)

Dunia yang kita tinggali bersama ini sarat dengan berbagai macam konflik, permusuhan, kekerasan, intoleransi, dan lain sebagainya baik di level antar personal, komunitas, suku, bahkan antar negara. Penyebab konflikpun dapat bermacam-macam. Persoalan absennya perdamaian antar manusia tidak dapat dilepaskan dari fakta bahwa manusiapun tidak berdamai dengan Sang Pencipta dimulai dengan rusaknya hubungan tersebut pada saat Adam dan Hawa melanggar perintah Allah di taman Eden. Sejak saat itu pula, perdamaian menjadi salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting.

Alkitab mencatat bahwa kematian dan kebangkitan Yesus, sebuah peristiwa sejarah yang amat sangat penting, menjadi jalan keluar bagi hubungan yang rusak karena dosa. Karena karya kasih Allah yang melalui Yesus Sang Kristus, maka dimungkinkan terjadi rekonsiliasi dan perdamaian antara manusia dengan Allah dan sesama. Dan berita perdamaian yang sangat penting ini harus disampaikan kepada semua manusia karena karya Kristus bersifat universal. Dan setiap orang yang sudah mengalami perdamaian tersebut dipanggil dan diutus menjadi duta-duta perdamaian, seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 5: 17-20

“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.“

Tugas dan panggilan sebagai para pembawa damai (pendamai) begitu penting di dalam perspektif Allah sehingga mereka diberi status sebagai anak-anak Allah. Kalau saat ini kita mengaku sebagai anak-anak Allah, apakah kita sudah menjadi para pendamai? Seberapa seriusnya kita terhadap status sebagai pendamai ini? Apakah kita merasa bertanggung jawab manakala terjadi ketidak-damaian dalam dunia ini? Hal ini sewajarnya menjadi impian dan harapan anak-anak Allah. Terutama di dalam konteks Indonesia yang multi etnis dan multi agama ini. Tidak jarang terjadi gesekan dan konflik antar komunitas karena berbagai sebab. Seandainya tiap jemaat berfungsi sebagai tim pendamai, maka situasi Indonesia akan jauh lebih damai. Marilah kita berdoa seperti yang didoakan oleh Fransiskus dari Asisi:

Tuhan,
Jadikanlah aku pembawa damai-Mu,
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih,
Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan,
Bila terjadi perpecahan, jadikanlah aku pembawa persatuan,
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa keyakinan,
Bila terjadi kesalahan, jadikanlah aku pembawa kebenaran,
Bila terjadi keputusasaan, jadikanlah aku pembawa harapan,
Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa sukacita,
Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang-Mu,
Tuhan jadikanlah aku ingin menghibur daripada dihibur,
memahami daripada dipahami,
mencintai daripada dicintai.
Amin.



Leave a Reply