Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Sehat dan Cantik: Wanita dan Rahim




Rahim adalah salah satu organ yang sangat membedakan antara pria dan wanita. Rahim atau uterus adalah organ utama reproduksi betina pada kebanyakan mamalia, termasuk manusia. Ujungnya yang membuka ke arah vagina adalah serviks atau leher rahim, sedangkan ujung satunya yang lebih luas dianggap sebagai badan rahim. Kedua sisi tersebut disambung dengan tabung Fallopi.

Pada organisme-organisme tertentu, rahim terdapat dalam berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda. Pada manusia, bentuknya seperti buah pir dan seukuran telur ayam. Walaupun hanya sebesar telur ayam, rahim sangat penting untuk kelanjutan umat manusia. Di dalam rahim ini manusia dikandung selama kurang lebih 9 bulan untuk siap menjadi manusia seutuhnya.

Akhir-akhir ini banyak wanita terserang kanker rahim. Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) tipe onkogenik (yang berpotensi menyebabkan kanker) yang menyerang leher rahim. Kanker ini dapat muncul dengan pendarahan vagina, tetapi gejalanya tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih jauh. Deteksi dapat dilakukan dengan menggunakan pap smear. Di negara berkembang, penggunaan secara luas program pengamatan leher rahim mengurangi insiden kanker leher rahim yang invasif sebesar 50% atau lebih.

Oleh karena itu, setiap wanita harusnya rajin memeriksakan diri, menjaga kebersihan, rajin berolahraga, dan menjaga pola makan yang baik untuk menjaga kesehatannya. Berikut beberapa risiko yang dapat menjadi acuan walaupun belum pasti.

  • Wanita di atas usia 50 tahun.
  • Melakukan hubungan seks di bawah usia 20 tahun.
  • Penderita hiperplasia endometrium.
  • Hiperplasia endometrium merupakan suatu peningkatan jumlah sel-sel lapisan rahim/uterus. Meskipun hal tersebut bukanlah kanker, hiperplasia endometrium terkadang dapat berkembang menjadi kanker. Periode-periode menstruasi yang berat maupun perdarahan di antara periode-periode dan setelah menopause merupakan gejala-gejala umum hiperplasia.
  • Terapi sulih hormon/HRT (Hormone Replacement Therapy). Terapi ini digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause, mencegah osteoporosis/pengeroposan tulang, dan mencegah risiko penyakit jantung dan stroke. Wanita yang menggunakan hormon estrogen tanpa progesteron mempunyai suatu peningkatan risiko kanker kandungan, terutama bagi yang menggunakannya dengan dosis tinggi dalam jangka panjang.
  • Kelebihan berat badan. Sebagian estrogen dalam tubuh dibuat di dalam jaringan lemak sehingga wanita yang gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Tingginya kadar estrogen merupakan penyebab meningkatnya risiko kanker rahim pada wanita obesitas.
  • Pemakaian tamoksifen. Tamoksifen biasanya digunakan untuk mencegah atau mengatasi kanker payudara. Wanita yang menggunakan obat ini mempunyai risiko yang lebih besar untuk terserang kanker rahim. Tamoksifen memiliki efek antiestrogen pada sel kanker payudara, tetapi berefek estrogenik pada rahim sehingga penggunaan obat ini menjadi salah satu faktor risiko kanker rahim.
  • Kanker rahim lebih sering ditemukan pada wanita berkulit putih.
  • Menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun.
  • Menopause setelah usia 50 tahun.
  • Tidak memiliki anak atau tidak bisa hamil (mandul).
  • Adanya polip pada endometrium.

 

Oleh Yohanes Sunardi

 



Leave a Reply