Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Menikah dengan Duda Cerai, Merasa Bersalah?




Saya menikah dengan pria beranak satu yang sebelumnya pernah menikah secara Katholik. Tahun 1998, mereka bercerai dengan surat keputusan pengadilan. Isterinya yang menggugat cerai. Sang isteri berselingkuh dan kemudian menikah lagi pada tahun 2002. Sang isteri berpindah keyakinan dan punya anak dengan pasangan barunya.

Pada tahun 1999 (setelah terjadi perceraian), saya bertemu dengan pria ini. Tahun 2003, kami menikah dan
diberkati di sebuah gereja Pentakosta. Sebelumnya, kami telah banyak berkonsultasi dengan beberapa hamba
Tuhan. Karena memang ada perbedaan penafsiran tentang pernikahan ulang.

Yang menjadi masalah, saat ini saya merasa tidak damai sejahtera dengan keputusan menikah ini. Apa yang harus saya lakukan? Saya sering menganjurkan suami untuk meninggalkan saya dan meminta dia berdoa sambil menunggu pertobatan isterinya. Saya sangat berterima kasih atas jawaban pertanyaannya. Saya tinggal di Bandung dan suami di Jakarta.
(Lika, 08180940xxxx)

Shalom Ibu,
Dalam pandangan kami, bila mantan istri suami Ibu selingkuh lalu meninggalkan suami, menceraikannya dan menikah lagi dengan orang lain, pernikahan Ibu dengan sang suami sekarang ini sah-sah saja. Hal ini diteguhkan dalam Matius 19:9, Tetapi Aku berkata kepadamu: “Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.” Apakah maksud ayat tersebut? Singkatnya pernikahan Ibu saat ini tidak termasuk pernikahan zinah! Kalau pada saat ini Ibu merasa tidak damai sejahtera dengan pernikahan Ibu, mungkin hal tersebut lebih disebabkan oleh faktor lain. Cari tahu apa penyebabnya dan selesaikan hal tersebut. Apalagi Ibu berkata bahwa sebelum menikah telah berkonsultasi dengan banyak hamba Tuhan. Menurut kami, jalanilah kehidupan ini dan tidak usah menengok ke belakang. Hidup ini jauh lebih berarti bila dikuasai oleh komitmen, kejujuran dan kesetiaan, ketimbang perasaan! Buang perasaan bersalah saudara dan nikmatilah hidup ini. Bersatulah kembali dengan suami ibu dan jangan saling menjauhkan diri (1 Kor 7:5). “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu…Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara” (Yesaya 43:18-19).



Leave a Reply