Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Bernazar Seharusnya Bagaimana




Shalom.

Saya sedikit bingung dengan nazar, misalnya, ketika kita bernazar bila berhasil dalam ekonomi, maka akan melakukan ini dan itu. Namun, ternyata ekonomi saya tetap gagal. Bagaimana dengan nazar itu sementara yang kita inginkan tidak tercapai. Apakah saya masih terikat dengan nazar?
(HP: 08134108XXXX )

Anda lebih percaya mana, janji Tuhan atau Tuhan yang berjanji? Kalau saya lebih percaya Tuhan yang berjanji. Maka, saya lebih menekankan pada faktor Tuhannya, bukan janji. Orang Kristen terkadang luput di sini, cuma menuntut dengan janji Tuhan dan melupakan Tuhannya.

Buat saya, nazar itu bukan suatu hal yang main-main. Nazar itu lebih terikat daripada janji. Nazar yang kita ucapkan biasanya lepas dari sebuah keterjepitan. Artinya Anda menawarkan sesuatu kepada Tuhan terlebih dahulu. Setelah terpenuhi apa yang jadi keinginan Anda, hendaklah Anda penuhi juga apa yang sudah Anda janjikan kepada-Nya.
Di sini Anda menulis, kalau nanti ekonomi Anda berhasil.

Jadi, kalau masih gagal, itu adalah sebuah proses dan Anda tidak mesti memenuhi apa yang sudah jadi nazar Anda. Kalau sudah berhasil baru Anda mesti memenuhi apa yang jadi nazar Anda kepada Tuhan. Kalau memang belum berhasil, Tuhan pun tidak akan menuntut dari Anda. Namun, kalau sudah sampai pada penghayatan iman, kalau gagal pun memenuhi nazar, itu akan lebih baik. Yang penting, menenuhi apa nazar Anda lebih pada motivasi dan ketulusan hati memberi kepada Tuhan.

 

Pengky Andu, wakil gembala GBI REM,
penulis buku I Believe I Can Fly, Beribadah dengan Akal Sehat, Bahagia Tanpa Sebab, Cantik Tanpa Kecantikan



Leave a Reply