Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Perjalanan Hidup




eBahana.com – Tangan Tuhan menenun dan merenda kehidupan seseorang dengan luar biasa, dan tak pernah salah dalam segala yang direncanakan, begitu pula rancangan Tuhan Bapa kita Yesus Kristus dalam kehidupan saya.

Saya lahir pada 27 November 1968 dari keluarga muslim kebatinan karena dari lingkungan Keraton Surakarta (Kasunanan Surakarta) saya dari keturunan darah Sinoeboen ke X, tentu saja sangat kental dengan keyakinan-keyakinan kejawen.

Ketika Papa dan Mama saya masih dengan kepercayaan lama, menikah dengan tradisi Jawa plus pernak pernik kepercayaan-kepercayaan lama yang tentunya bertentangan dengan Firman, seperti (siraman, injak telor, dandanan dengan paes, dsb) upacara pernikahan pun digelar 3 hari 3 malam, dan di sinilah awal cerita Mama dan Papa mengenal Tuhan.

Tiga bulan pertama pernikahan sampai hampir setahun Mama mengidap penyakit kanker rahim stadium 4 dan dokter nyatakan umur Mama hanya 3 bulan lagi, pada saat itu Mama dan Papa belum memiliki anak (kejadian ini adalah kesaksian Mama waktu beliau masih hidup) tentu Mama dan Papa sebagai anggota Keraton/Kerajaan terlebih anak kesayangan eyang (G. R.Ay. Soesronegoro) pergi berobat dari dokter yang terkenal sampai ke dukun dan orang pintar, dan akhirnya dari beberapa usul dan masukan orang-orang Keraton dan orang-orang pintar, Papa dan Mama harus keluar dari Keraton karena dianggap kena aib dan membawa kutuk dan bencana untuk Keraton.

Akhirnya Papa dan Mama untuk sementara ditampung oleh salah seorang abdi dalem (pembantu Keraton) yang saya percaya sekarang bahwa ini pun rencana Tuhan dan bukan kebetulan, karena rumah abdi dalem tersebut di daerah Pajang, Solo berdampingan dengan sebuah Gereja Bethel Tabernakel, dan suatu hari Gereja yang cukup besar itu sedang mengadakan Ibadah KKR kesembuhan Illahi dengan pembicara Ps. T. L Osborn dan banyak orang disembuhkan oleh Tuhan Yesus, Mama saya melihat orang yang datang dengan tongkat pulang berjalan normal, buta dapat melihat.

Lalu pada sore hari setelah ibadah KKR kesembuhan selesai, mama diam-diam  tanpa sepengetahuan Papa pergi ke gereja sebelah dan Mama sampaikan sesuatu kepada Pendeta “Saya sudah berkeliling untuk berobat, kalau Yesus bisa sembuhkan saya, saya akan ikut Yesus.

Saat itu mama saya didoakan oleh Pdt. Soekamto dari Gereja Bethel Tabernakel dan beberapa pengerja, dan setelah kurang lebih setengah jam didoakan pujian dan penyembahan setelah itu terjadi keajaiban Mama merasakan seperti ada tangan yang masuk ke perut dan menarik sesuatu yang di perut Mama hingga Mama seperti pendarahan, mengeluarkan darah dan gumpalan-gumpalan daging dari jalan rahim sambil berteriak kesakitan dan Mama pingsan, sementara Pendeta dan Pengerja masih takjub kebingungan, Papa datang dan Papa sangat terkejut melihat Mama sudah pingsan dan darah begitu banyak dilantai, Papa emosi dan memukul Pendeta Soekamto, lalu segera membawa Mama ke RS Jebres Solo, tempat Mama berobat saat masih di Keraton.

Saat di USG dokter begitu kaget sampai diulang 3 kali USG dan diperiksa intensif karena kagetnya dokter bertanya kepada Papa “Bapak bawa berobat kemana? RS mana? Ke dokter? Ke orang pintar?” Papa menjawab bahwa dia tidak bawa kemana-mana  Papa menemukan Mama pingsan di Gereja. Dokter menyatakan mujizat terjadi, “ini kalau bukan karena mujizat enggak mungkin Pak! Saya dokter yang menangani Ibu sejak awal didiagnosa kanker, bahkan sampai sekarang sudah stadium 4 dan sekarang… Ibu seperti punya rahim baru! Bersih tidak ada kanker sedikit pun!” Papa saat itu hanya sempat bengong dan menangis, akhirnya dari kisah kesembuhan Mama.

Saya menyadari bila saya ada saat ini semua oleh karena anugerah Tuhan, bila Mama tidak disembuhkan dari kanker maka saya pun tidak akan pernah ada dalam dunia ini.

Dari sejak peristiwa itu sampai Mama saya melahirkan 6 orang anak mujizat-mujizat terus terjadi. Sampai waktu mama mengandung saya, kami sekeluarga dipanggil kembali masuk Keraton (Istana Kasunanan Surakarta). Tapi pada saat Mama mengandung adik saya sekitar 2 tahun kemudian kami diusir keluar karena Papa dan Mama menjadi Kristen.

Oleh Ps. Andriana Trisasanti M.Th.



Leave a Reply