Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

KENANGAN IBADAH MALAM NATAL DI BAWAH ANCAMAN PEMBAKARAN GEREJA




Saya teringat masa kuliah di masa lalu di salah satu kota. Ketika akan memperingati Malam Natal, tiba-tiba di pagi hari ada informasi semua gereja diancam akan dibakar kalau mengadakan Ibadah Malam Natal hari itu.

Saya katakan ke adik saya satu-satunya, kalau saya akan tetap berangkat beribadah Malam Natal hari itu. Di luar dugaan, ternyata adik saya mengatakan kalau dia juga mau berangkat bersama saya. Saya agak terkejut mendengarnya, tetapi adik sudah bulat tekadnya untuk merayakan Ibadah Natal malam itu bersama saya.

Kami berangkat berdua, ke gereja di Kota Baru. Kami berangkat memakai baju terbaik kami, kiriman Ibu dari Medan buat Ibadah Malam Natal tahun itu. Baju saya berwarna hijau kebiruan, sedang baju adik saya berwarna biru ben-hur. Keduanya terbuat dari kain sari India.

Di sepanjang jalan saya lirik adik, sambil berdoa, biar kehendak Tuhan yang jadi buat kami berdua dan semua yang merayakan Ibadah Natal di gereja malam ini.

Dalam perjalanan, supir taksi sempat bercanda. Ia mengatakan kepada kami kalau penumpangnya saat itu cantik-cantik seperti bintang film telenovela yang sedang hits saat itu.

Saya diam dan melirik adik, adik juga diam sambil melirik ke arahku. Saya tahu dia mau tertawa kecil karena merasa geli dengan perkataan Pak Supir, tapi saya merasa tidak nyaman untuk tertawa mengingat ancaman pembakaran gereja malam itu. Saya yakin, Pak Supirnya tidak tahu kalau ada ancaman pembakaran gereja malam itu di hamper semua gereja di kota ini.

Sampai di gereja, kami semua diajak beribadah di gedung serbaguna, sambil lesehan (duduk di lantai). Bukan di gedung gereja seperti biasa.

Saya duduk berdampingan dengan adik. Saya lirik adik saya yang terlihat tekun mengikuti jalannya ibadah. Sengaja saya biarkan dia duduk lebih dekat ke pintu, supaya gampang keluar duluan kalau terjadi halyang tidak diinginkan.

Dalam hati saya juga berkata, kalau nanti ada apa-apa, saya akan memberikan badan saya buat menutupi badan adik saya. Biar badan saya yang akan melindungi adik saya dari apapun yang akan terjadi nanti. Karena dia adik saya satu-satunya.

Ibadah dimulai mengikuti liturgi yang sudah disiapkan. Bener saja, ketika kami sedang beribadah, terdengar suara motor yang digas dengan kencang bolak balik di sekitar gereja.

Bapak Pendeta yang sedang melayani pun bolak balik dipanggil dari konsistori karena ada telepon buat beliau. Tapi setiap diangkat, teleponnya mati. Beliau mengatakan

kepada kami untuk siaga dan berserah kepada Tuhan supaya Ibadah Perayaan Natal bisa terselesaikan dengan lancar.

Meskipun kondisi Ibadah saat itu agak tegang karena suara motor dan dering telepontapyang berulangkali si sela-sela Ibadah, namun Bapak Pendeta tep semangatnya untuk memimpin Ibadah Natal. Beliau mengingatkan kami untuk terus berdoa semua hal yang baik, termasuk mendoakan mereka yang mengancam membakar gereja malam itu.

Tanpa terasa, Ibadah berjalan dengan baik, dan sampailah ke Doa Syafaat.

Saat kami sedang berdoa, entah kenapa saya bisa merasa ada yang masuk ke ruangan. Saya buka mata saya pelan-pelan, lalu melalui sudut mata saya, saya melirik ke kiri, ke arah pintu masuk.

Ternyata benar, ada seorang laki-laki yang tidak pernah terlihat ada di gereja itu, sedang berdiri dekat pintu. Mata laki-laki ini terlihat merah. Ia melihat ke sekeliling, ke arah kami yang sedang berdoa.

Saya kembali menutup mata saya, sambil berpikir, kalau memang ini saatnya Tuhan memanggil kami, ya biarlah. Toh kami meninggal di gereja.

Tapi tidak terjadi apa-apa. Tidak kedengaran suara, selain suara Pak Pendeta yang sedang melakukan Doa Syafaat.

Selesai Doa Syafaat, saat Pendeta mengatakan Amin, saya langsung melihat ke arah pintu lagi, ternyata orang itu sudah tidak ada.

Ibadah Malam Natal hari itu berjalan lancar sampai selesai.

Saya dan adik beserta semua Majelis dan Jemaat sangat bersukacita. Kami saling berpelukan dan bersalaman dengan gembira.

Malam itu saya dan adik kembali ke tempat kos kami dengan sukacita dan iman yang semakin bertambah kepada Tuhan.

Kami mengucap syukur yang luar biasa kepada Tuhan Yesus. Karena kami tahu kasihNya besar buat semua manusia. Serta Ia sanggup mengubahkan hati siapapun untuk mau taat padaNya.

Yang paling unik dari semua ini adalah : gereja tetap penuh dengan orang yang beribadah dan keesokan harinya kami dapat info kalau ternyata semua gereja yang mengadakan Ibadah Malam Natal kemarin tidak ada satupun yang dibakar.

Puji Tuhan …

Sangat membahagiakan …

Kita percaya kalau Tuhan Maha Kuasa dan Maha Sanggup melakukan segala perkara.

Terpujilah Nama Tuhan Yesus dari sekarang sampai selamanya … Amin …..

 

#kenanganwaktukuliah

 

By : Yeni Dewi Siagian, Psikolog, ToC



Leave a Reply