Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Tuhan Selalu Peduli




eBahana.com – Anita May Sari: Aku mengecek ulang isi dompetku. Lembaran lima ribuan dua lembar. Itulah seluruh uangku, Sepuluh ribu. Jangan tanyan uangku di bank. Tak ada. Satu lembar kuberikan kepada Daniel, anakku. “Ini, Nak, untuk persembahanmu nanti,” kataku. Daniel tersenyum senang, ia langsung memasukkan uang itu ke kantung bajunya. Satu lembar lagi untuk persembahanku. Kubonceng Daniel ke gereja.

Pengeluaran Tak Terduga
Aku adalah orangtua tunggal bagi Daniel. Aku punya masa lalu yang pahit. Sejak lahir dan berumur tujuh tahun ini, Daniel hanya diasuh olehku. Ia tampaknya mulai mengerti dengan keadaan kami. Aku
memang sesekali menjelaskan kepadanya dengan bahasa anak-anak bahwa kami hanya berdua. Tak perlu kecil hati bila melihat teman-temannya memiliki ayah. Beberapa kali aku dikagetkan dengan kata-kata dalam doa Daniel, “Tuhan, kembalikan papaku.”

Sampai di gereja, aku dan Daniel berpisah. Daniel dengan semangat berlari ke ruang Sekolah Minggu sementara aku masuk ke ruang ibadah umum. Sejak masih bayi, aku sudah membawa Daniel ke gereja, mengenalkan Tuhan sedini mungkin. Sering kukatakan kepada Daniel bahwa Tuhan adalah Bapa yang baik, sahabat sejati. Dalam ibadah Minggu itu, aku berdoa minta berkat Tuhan bagi ‘kelangsungan’ makanan kami.

Tiba-tiba aku teringat lagu sekolah Minggu, “Burung Pipit Dia Pelihara. Dalam lagu itu ada lirik Tuhan memelihara anak-anak- Nya. Dalam kebingungan, aku dikuatkan lagu yang kudengar sejak kecil. Bulan November ini, ada beberapa pengeluaran tak terduga yang membuat kami tongpes pas awal bulan.

Uluran Tangan
Terlintas dalam pikiranku sepulang gereja aku ngutang telur di warung langganan. Persediaan beras cukup banyak. Minyak dan beberapa bumbu dapur juga masih cukup. Selesai ibadah, aku dan Daniel bertemu lagi. Ia selalu ceria. Daniel adalah penghiburan dari Tuhan untukku.

Tiba-tiba Pak Pdt. John Panggabean memanggil Daniel. Ia merogoh uang dan menyerahkan dua lembar seratus ribu ke tangan Daniel. “Ini Daniel , untuk uang jajanmu….” Daniel mengucapkan terima kasih sambil memeluk Pak Pendeta yang melayani di Gereja Bethani Batam, tempat kami beribadah. Pak Panggabean memang terkenal murah hati.

Daniel ke arahku, menyerahkan uang itu kepadaku. Aku mengucapkan terima kasih kepada Pak Panggabean. Aku tak tahan, ingin menangis menerima berkat yang sangat besar siang itu. Aku berlari ke toilet. Duduk di kloset, menangis. Tuhan telah melakukan pertolongan-Nya bagi kami.

Sampai di rumah, aku panggil Daniel. “Nak, boleh mama pakai uangmu pemberian dari Pak Pendeta untuk beli makan kita? Daniel langsung menjawab tanpa ragu, “Mama pakai saja. Uang Mama kan sudah habis. Pakai saja untuk belanja, Ma.”

Aku pun segera pergi ke pasar. Belanja kebutuhan dapur untuk beberapa hari. Sayup-sayup seperti kudengar lagu “Burung Pipit Dia Pelihara”. Tuhan memberi makan burung pipit, apalagi anakanak-Nya. Dia akan memelihara. (Kisah Nita kepada Niken)



Leave a Reply