Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Kenapa Tuhan Harus Menjadi Manusia?




eBahana.com – Suatu ketika, ada seorang pria yang menganggap Natal sebagai sebuah takhayul belaka. Dia bukanlah orang yang kikir atau pelit. Dia adalah pria yang baik hati dan tulus, setia kepada keluarganya dan bersih kelakuannya terhadap orang lain. Tetapi ia tidak percaya pada kelahiran Kristus yang diceritakan setiap gereja di hari Natal.

“Saya benar-benar minta maaf jika saya membuatmu sedih, tapi saya tidak dapat mengerti mengapa Tuhan mau menjadi manusia. Itu adalah hal yang tidak masuk akal bagi saya.”” kata pria itu kepada istrinya yang rajin pergi ke gereja.

Pada malam Natal, istri dan anak-anaknya pergi menghadiri kebaktian tengah malam di gereja. Pria itu menolak untuk ikut.

“Saya tidak mau menjadi orang yang munafik, saya lebih baik tinggal di rumah. Saya akan menunggumu sampai pulang.” jawabnya.

Tak lama setelah keluarganya berangkat, salju mulai turun. Ia melihat keluar jendela dan melihat butiran-butiran salju itu berjatuhan. Lalu ia kembali ke kursinya di samping perapian dan mulai membaca koran. Beberapa menit kemudian, ia dikejutkan oleh suara ketukan. Bunyi itu terulang 3 kali. Pria itu berpikir seseorang pasti sedang melemparkan bola salju ke arah jendela rumahnya. Ketika ia pergi ke pintu masuk untuk mengeceknya, ia menemukan sekumpulan burung terbaring tidak berdaya di salju yang dingin. Mereka telah terjebak dalam badai salju, dan mereka menabrak kaca jendela ketika hendak mencari tempat berteduh.

“Saya tidak bisa membiarkan makhluk kecil itu kedinginan di situ, tapi bagaimana saya bisa menolong mereka?” Pikir pria itu dalam hatinya.

Kemudian ia teringat akan kandang tempat kuda poni anak-anaknya. Kandang itu pasti dapat memberikan tempat berlindung yang hangat. Dengan segera pria itu mengambil jaketnya dan pergi ke kandang kuda tersebut. Ia membuka pintunya lebar-lebar dan menyalakan lampunya. Tapi burung-burung itu tidak masuk ke dalam.

“Makanan, ya makanan pasti bisa menarik dan menuntun mereka masuk,” pikirnya lagi.

Jadi ia berlari kembali ke rumahnya untuk mengambil remah-remah roti dan menebarkannya ke salju untuk membuat jejak ke arah kandang. Tapi ia sungguh terkejut. Burung-burung itu tidak menghiraukan remah roti tadi dan terus melompat-lompat kedinginan di atas salju.

Pria itu mencoba menggiring mereka seperti anjing menggiring domba, tapi justru burung-burung itu berpencaran ke sana ke mari, malah menjauhi kandang yang hangat itu.

“Mereka pasti menganggap saya makhluk yang aneh dan menakutkan, dan saya tidak dapat memikirkan cara lain untuk memberitahu bahwa mereka bisa percaya pada saya. Kalau saja saya dapat menjadi seekor burung selama beberapa menit, mungkin saya bisa membawa mereka ke tempat yang aman,” kata pria itu pada dirinya sendiri.

Pada saat itu juga, lonceng gereja berbunyi. Pria itu berdiri tertegun selama beberapa menit, mendengarkan bunyi lonceng itu menyambut Natal yang indah.

Kemudian dia terjatuh pada lututnya dan berkata, “Sekarang saya mengerti,” bisiknya dengan terisak. “Sekarang saya mengerti mengapa Tuhan mau menjadi manusia.” Dbs



Leave a Reply