Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Bukan Sekadar Mencipta




eBahana.com – Bahwa Erastus Sabdono dikenal sebagai gembala jemaat, pengkhotbah, dan pengajar. Tapi
kalau sebagai pencipta bahkan penyanyi, mungkin tidak semua orang tahu.

Pak Eras, begitu ia akrab disapa, mulai mencipta lagu waktu terjun melayani Sekolah Minggu. Ketika itu ia yang hobi menulis puisi dan cerpen, menulis lagu-lagu untuk dikonsumsi Sekolah Minggu. Kedua hobinya itu kemudian membekali dirinya untuk mahir menulis lagu.

Lagu-lagu yang diciptakan gembala GBI Rehobot ini mengajak umat Tuhan untuk mencari kebenaran yang hakiki. Kebenaran yang berdasarkan Alkitab.

Dari situ semangat Pak Eras mencipta lagu membara. “Bagi saya lagu itu merupakan kendaraan untuk menyampaikan kebenaran. Kebenaran yang mengantar umat Tuhan menuju langit dan bumi baru dengan fokus pembaruan karakter.”

Menurut Pak Eras, yang lahir di Surakarta 3 Desember 1959, kehidupan yang tengah dijalani manusia sementara dan merupakan school of life. Pandangan ini dituangkannya dalam Untuk Apa Aku Di Bumi Ini.

Ada tanya dalam gelisah di hati
Untuk apa aku ada di bumi ini
Bak uap sekejap, bunga rumput pagi
Yang akan layu di sore hari
Malam kelam,
padang gersang dan tandusnya
Cerita tragis kehidupan manusia
Dan satu persatu, m’reka yang dicinta
Berpulang tak kembali lagi

Puitis dalam menjalin kata-kata menjadi ciri khas Pak Eras. Meski begitu peraih gelar doktor teologi dari STT Baptis Indonesia Semarang ini menolak disebut puisi minded. Baginya pesan dari lagu yang utama.

Memang menyampaikan pesan Tuhan merupakan segalanya bagi Pak Eras. Tidak heran karena pesan itu khotbah dari pemilik suara perut ini tajam dan keras. Menempelak. Tanpa kompromi.

Sumber: https://docplayer.info/docs-images/63/48952543/images/23-2.jpg

WAKTU MENCIPTA
Hampir semua lagu yang diciptakan Pak Eras lahir tanpa kenal waktu dan tempat. Contohnya Selalu untuk-Mu, lagu utama dalam album barunya bertajuk sama. Lagu ini muncul ketika ia dalam perjalanan dari fly over Semanggi menuju Panin Hall di selatan Jalan Sudirman. Dan hanya membutuhkan waktu 20 menit.

Selalu untukMu selalu untukMu Tuhan
dan Rajaku
Semua yang kuperbuat baik siang dan
malam, selalu untuk-Mu
Segenap hidupku adalah milikMu ‘tuk
kemuliaan-MU
Sampai ku tua nanti, sampai di Sorga nanti
Selalu UntukMu

Meski banyak mencipta, lagu ciptaan Pak Eras sulit dinyanyikan dalam ibadah umum. Selain nadanya yang full balada, kosa kata yang digunakan jarang dipakai dalam berkomunikasi. Contohnya Di Jalan Ku Sesat. Lagu pertobatannya ketika memutuskan menjadi pendeta, yang diciptakannya 8 tahun yang lalu.

Di jalan itu ku sesat,
di rimbun rimba keputusanku
Apa yang kupandang baik
ternyata timbunan ambisi
Di ujung hatiku nyeri meradang
duka sesalnya hati
Ku lukai perasaan
dan abaikan isi hati-Mu

Tidak khawatir lagu Anda tidak diminati? “Saya pilih segmen saya. Konsekuensi tidak banyak yang suka, saya tidak pikirkan. Satu kali nanti orang akan nyari ketika tingkat rohaninya bertumbuh dewasa.”

Memang benar, lagu bukan sekadar lantunan suara yang menyenangkan telinga. Tetapi juga pedang bermata
dua yang menembus sampai relung hati terdalam. “Gema kebenaran yang terenda di syair lagu-lagu ini akan bergema terus sampai kita menutup,” tandasnya. RR



Leave a Reply