Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Rayakan Natal, FGBMFI (Region Jogja) dan ANDI OFFSET Ajak Bervisi Indonesia Baru




Yogyakarta, eBahana

Auditorium Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, dipadati ratusan jemaat Kristiani pada Senin (14/01/2019) lalu. Hari itu diselenggarakan Natal Bersama FGBMFI dan ANDI Offset dengan tema Era Pergerakan Visi Indonesia Baru. Pendeta Dr. Erastus Sabdono, pendiri Rehobot Ministry, menjadi pembicara utama malam itu. Hadir pula Adi Intoro (Pimpinan FGBMFI region Jogja),  Rektor UKDW Dr. Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D., Rektor UKRIM Dr. Samuel Handali, M.Eng., Ketua STII Pdt. Dr. Sumbut Yermianto, M.Th., Kapolsek Gondokusuman Kompol Bonifasius Slamet, S.Pdi., dan J.H Gondowijoyo (Pemilik Utama ANDI Offset) yang membuka perayaan tersebut dalam doa.

Pdt. Dr. Erastus Sabdono mengawali kotbahnya dengan sebuah fakta penting dalam perayaan Natal malam itu. Merunut pada ayat 2 Timotius 3: 1-5, dunia dikatakan akan bertambah buruk dan manusia bertambah jahat. Dunia seperti kapal Titanic yang sudah bocor lambungnya dan tinggal menunggu tenggelam. Namun Injil Tuhan tersebut dimaksudkan bukan untuk mengancam, melainkan mengajak kita realistis bersikap antisipatif. Karena bagaimana pun semua penderitaan tersebut memang harus terjadi sebelum jaman baru.

Orang Kristiani merayakan Natal selalu berbicara mengenai damai di bumi. Itu tidak lepas dari konteks “bagi orang yang berkenan” dan tidak untuk semua orang. Damai tuhan tidak sama seperti yang diberikan oleh dunia. Jika ada manusia yang bisa berkata dirinya sangat menikmati dunia dan tidak bisa lepas dari harta dunia, dia dipastikan tidak bisa menikmati damai Tuhan. Memiliki damai Tuhan harus mempunyai karakter. Sama ketika berdoa: datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Nafas dari doa tersebut bukan menghadirkan firdaus di bumi, namun damai Tuhan dihadirkan dalam wujud perilaku manusia.

Gerakan Indonesia Baru dalam kehidupan orang percaya tidak akan terwujud kalau masih ada yang disisakan. Jangan sampai ada yang tersisa dan kehilangan kemuliaan Allah. Sebab akan menjadi bias karena manusia tidak kembali menjadi seperti rancangan Allah yang semula. Kemuliaan itu moral. Jadi jika sebagai pengikut Kristus mendoakan negara dan bangsa ini, terlebih dahulu memulihkan moralnya supaya kemuliaan Tuhan nyata terjadi. “Selama kita masih bisa mendengar kebenaran firman Tuhan, kita masih ada kesempatan untuk semakin serupa dengan Yesus. Mari kita gumulkan ini: berkemas-kemaslah pulang dan bentuk kemas-kemas kita dengan indah. Keraslah pada diri sendiri dan terus berjuang mendapati diri berkenan di hadapan Tuhan,” tegas Pdt. Dr. Erastus Sabdono. Sepanjang penyampaian kotbahnya malam itu diselingi beberapa lagu dan candaan yang membuat jemaat tidak sepaneng memahami firman Tuhan.

Setiap tahunnya FGBMFI Region Jogja selalu menggelar perayaan Natal. FGBMFI sendiri adalah Full Gospel Business Men’s Fellowship International, sebuah perkumpulan interdenominasi gereja diikuti oleh para pengusaha dan profesional yang percaya bahwa Alkitab, mulai dari Kitab Kejadian sampai dengan Wahyu adalah Firman Tuhan yang hidup. FGBMFI terdiri dari chapter-chapter yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan di seluruh dunia, dan mereka mengadakan pertemuan antara hari Senin – Sabtu. Sementara para pria atau kepala keluarga tergabung dalam FGBMFI, wanita atau para istrinya bergabung di dalam LoF, yaitu Ladies of the Fellowship. MK.



Leave a Reply