Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

Perbedaan Pilihan Politik Seharusnya Bukan Alasan Meminta Referendum




Jakarta, eBahana

Pasca Pemilu 2019 banyak informasi hoax dan propaganda yang beredar di masyarakat, dan sangat diharapkan agar masyarakat jangan sampai percaya dan terprovokasi. Saling kolaborasi untuk menjaga perdamaian dan persaudaraan sangat penting untuk diciptakan.

Rumah Milenial, Lembaga Kajian Strategi Bangsa (LKSB), Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP), dan Himpunan Putra Putri Angkatan Darat (HIPAKAD) mengadakan Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan di Gedung PBNU Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (29/5).

Sumber : https://pgi.or.id/rumah-milenial-jangan-karena-perbedaan-pilihan-politik-meminta-referendum/

Dalam dialog ini, Ketua Umum Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP) Bimo Suryono mengajak seluruh masyarakat untuk berpikir lebih jernih dan dewasa menyikapi dinamika yang terjadi pasca pemilu 2019.

Turut hadir pada acara tersebut Bendahara Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), H Bina Suhendra, Lembaga Kajian Strategi Bangsa (LKSB), Abdul Ghopur, Pendiri Rumah Milenial, Sahat Martin Philip Sinurat, Ketua Umum Himpunan Putra Putri Angkatan Darat (HIPAKAD), Hariara Tambunan, Sekretaris Eksekutif Bidang KKC PGI, Pdt. Jimmy Sormin, dan puluhan peserta dari berbagai kalangan.

Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Putra Putri Angkatan Darat (Hipakad), Hariara Tambunan, menuturkan sudah saatnya semua elemen bangsa bersatu dengan tidak saling menjatuhkan.

Pendiri Rumah Milenial, Sahat Martin Philip Sinurat mengharapkan para tokoh bangsa, elit politik, dan tokoh agama dapat memberikan teladan bagaimana menyikapi hasil Pemilu secara dewasa. Sahat menyayangkan adanya beberapa pihak yang pasca Pemilu ini kemudian meminta dilakukannya referendum untuk memisahkan diri dari Indonesia. “Namun pada silaturahmi hari ini, kita duduk bersama keluarga besar TNI dan Polri, serta bersama tokoh-tokoh agama kita dari PBNU dan PGI, tentunya ini adalah simbol bahwa kita semua tetap solid dan tidak bisa dipecah-belah. Indonesia akan tetap bersatu dan damai. Ini adalah tugas kita bersama untuk dapat berkolaborasi, terkhusus generasi muda,” pungkas mantan Ketua Umum GMKI ini.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategi Bangsa (LKSB), Abdul Ghopur mengatakan memahami demokrasi harus komprehensif agar dapat mengetahui hakikat dari demokrasi tersebut. Menurutnya, demokrasi dalam arti lain bukanlah tujuan melainkan alat untuk mencapai tujuan yakni kemakmuran, kesejahteraan dan kedaulatan rakyat. Intelektual muda Nahdlatul Ulama ini juga menyikapi adanya permintaan referendum pasca perhelatan Pemilu 2019.

Kesimpulan dari forum silaturahmi seperti tertera pada alinea pertama, dilengkapi juga untuk mengapresiasi kinerja aparat keamanan yang berusaha semaksimal mungkin menjaga kondusifitas dan keamanan masyarakat pasca Pemilu. Serta meminta kepada yang berwajib untuk segera menemukan pelaku kerusuhan 21-22 Mei karena telah menelan banyak korban jiwa dan luka. COPYRIGHT@PGI.OR.ID/Yas



Leave a Reply