Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

BRIDE OF CHRIST CONFERENCE 2018: Kuasa Transformasi Menuju Terobosan Rohani




Jakarta, eBahana

Hari Sabtu (10/11/2018) lalu di APL Tower lantai 27 Central Park, Jakarta Barat menjadi istimewa. Ratusan peserta hadir dalam Bride of Christ Conference 2018 untuk sebuah kegerakan mewujudkan kesatuan tubuh Kristus. Digagasnya konferensi ini merupakan momentum yang sangat penting dan dinanti-nantikan setiap orang yang ingin menjadi mempelai Kristus.

Konferensi yang diadakan oleh Holy Spirit Ministries Indonesia ini memiliki keunikan dibandingkan konferensi-konferensi Kristiani lainnya. Bride of Christ Conference 2018 merupakan pelayanan tanpa tembok (pelayanan lintas gereja Tuhan, dengan tidak memandang asal gereja); pelayanan tanpa nama (pelayanan yang tidak mempublikasikan nama para hamba Tuhan yang menjadi nara sumber dalam konferensi ini, supaya para peserta sungguh-sungguh mengikuti konferensi dengan fokus mencari Tuhan, Sumber dari segala nara sumber); dan pelayanan tanpa biaya (bebas biaya pendaftaran peserta). Panitia menyebut konferensi ini terselenggara semata-mata hanya karena kasih karunia Tuhan.

Sesi akhir dalam konferensi ini dibawakan oleh Ps. Judith Halim dan Ps. Jason Ong yang mengajak para peserta untuk kembali membangun mezbah Kristus dalam roh dan kebenaran. “Cara untuk terus membangun dan kembali membangun mezbah Kristus adalah dengan mempraktekan Roma 12: 1, menyembah dalam roh. Saya tahu ini sangat susah. Tapi inilah perintah Tuhan untuk kita yang harus dilaksanakan,” tegas Ps Jason Ong. Dan menyembah dalam roh ini harus diawali dengan menyalibkan kedagingan serta meninggalkan tabiat-tabiat buruk.

Sebab bagian Tuhan sudah dilakukan, yakni pengorbanan-nya di kayu salib, namun bagian kita belum. Tuhan mau kita mempersembahkan seluruh anggota tubuh, akal budi, pikiran, hati, perasaan, tutur kata, perbuatan, dan keseluruhan diri kita dikhususkan hidup kudus di dalam Tuhan. “Jikalau kita tahu ini yang Tuhan mau (Roma 12: 1), kenapa kita nggak mau melakukannya? Ini permintaan dasar, tidak ada yang lain,” tambah Ps. Judith Halim.

Jika kita mengasihi Tuhan tentunya kita akan menuruti segala perintah-Nya. Tuhan sedang mencari penyembah-penyembah yang serupa dengan-Nya, yang harus menyembah Dia dalam roh dan kebenaran. Roh dan kebenaran harus berjalan selaras. Tuhan tidak menghendaki kita menjadi kristen KTP. Sementara banyak juga orang kristen berpikir diri mereka tidak mempunyai kemampuan. Padahal nyata-nyata disebutkan dalam 2 Timotius 1: 7, Tuhan sudah memperlengkapi kita dengan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban, bukan roh ketakutan. Kekuatan oleh kuasa tranformasi karena Roh Kudus, mengasihi dengan menolak berbuat dosa dan melakukan terbosan rohani, serta mendisiplinkan kedagingan sendiri.

“Kalau mendengar firman Tuhan kenapa kita harus tersinggung, apakah ada kesalahan dalam hidup kita? Pada saat kita tergoda kita bisa memilih untuk tidak berdosa. Kenapa kita berdosa, karena kita berkata yes. Dengan secepat itu kita jatuh ke dalam dosa. Bukan karena nggak bisa melaksanakan firman Tuhan tapi karena nggak mau,” tandas Ps. Jason Ong. Kedua pastor suami istri ini menegaskan kembali di mana umat Tuhan berkumpul di situlah gereja. Makna ekklesia sejatinya adalah membawa kembali kekudusan dalam gereja kristen. Terutama kepala keluarga harus lebih bertekun hidup kudus. Tugas dari mempelai laki-laki sebagai seorang suami harus mempersembahkan istirinya dan anak-anaknya hidup kudus, tidak bernoda, dan berkenan di hadapan Tuhan.

Nah, jika hari ini adalah hari penghakiman, apakah saudara sudah siap?

Mari terus hidup kudus sebagai mempelai Kristus. MK

 

 



Leave a Reply