Media Rohani Terlengkap & Terpercaya


Input your search keywords and press Enter.

3 Pembelajaran Berharga dari Film Gundala ‘Marvel ala Indonesia’




eBahana.com – Seperti yang kita tahu, film superhero asli Indonesia yang disutradarai oleh Djoko Anwar ini, Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot, sudah diputar di seluruh bioskop tanah air sejak 29 Agustus 2019 lalu. Hingga kini sudah ditonton sekitar 700.000 ribu lebih orang.

Bercerita tentang Sancaka yang hidup di jalanan sejak ditinggal orangtuanya. Menjalani kehidupan yang berat, Sancaka harus bertahan hidup. Masa lalu Sancaka memang menyakitkan. Sudah sedari kecil, ia merasakan kehilangan, dikhianati dan ditinggalkan. Kesepian, dan mengais kehidupan-kehidupan bertemu dengan hal-hal yang mengerikan adalah bagian dari masa kecilnya.

Pertemuannya dengan Awang hanya mengubah satu hal dari dirinya, yaitu bagaimana caranya bertahan hidup. Kemampuan beladiri yang didapatnya memang digunakan untuk mempertahankan dirinya di tengah kerasnya kota. Hal yang terus terjadi hingga Sancaka beranjak dewasa (Abimana). Hanya ada satu hal yang ia lakukan, bekerja dan tentu saja tidak usah ikut campur dengan urusan orang lain, seperti yang dipesankan oleh Awang. Namun, kehadiran Sedhah (Tara Basro) mengubah semuanya. Pertemuannya dengan Sedhah membuka jalan baru bagi kehidupan Sancaka. Ketika negara semakin berkecamuk, dia dapat membangkitkan kekuatan yang ada dalam dirinya dan memutuskan untuk melawan penindasan.

Banyak hal yang bisa dipelajari dari film ini, dari sosok Sancaka atau Gundala.

  1. Belajar cara “bertahan hidup” dari kerasnya dunia. “Belajar buat ngurus hidup lo sendiri karena kalo lo ikut campur urusan orang lain, hidup lo bakal susah”, kalimat yang diucapkan Awang kepada Sancaka kecil. Hal itu memang baik untuk bertahan hidup, namun alangkah lebih baik lagi nasihat dari Pak Agung dan Sedhah. “Tidak ada gunanya hidup kalau tidak peduli dan cuma mikirin diri sendiri”, kata Pak Agung. “Kalo kita cuma mikirin diri sendiri itu berarti kita sudah kehilangan kemanusiaan”, kata Sedhah. Dalam hidup ini, untuk dapat bertahan dari kerasnya dunia, kita harus bisa bertahan hidup, dengan cara menjaga diri dan peduli kepada sesama, karena dengan perbuatan baik yang kita lakukan kita akan menuai kebaikan pula, dan dengan begitu kita dapat bertahan hidup.
  2. Belajar mencintai perdamaian. Dalam dialog antara Sancaka dewasa dengan Pak Agung mengatakan, “Selama saya hidup, perdamaian adalah hal yang tidak pernah bisa dijaga.” Ini mempunyai makna bahwa menjaga perdamaian harus dilakukan setiap saat dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu Sancaka pun memutuskan menjadi penolong bagi rakyat, dengan membasmi kejahatan di sekitar dan menciptakan perdamaian. Sebagai manusia, mari kita ciptakan kedamaian dalam kehidupan kita setiap saat.
  3. Belajar berdiri pada kebenaran (keadilan). “Kalau orang lain tidak mau memperjuangkan keadilan, bukan berarti kita harus begitu juga kan, Nak. Karena kalau kita diam saja melihat ketidakadilan di depan mata kita, itu tandanya kita bukan manusia lagi.” kata Alm. Bapak Sancaka kepada Sancaka kecil. Dan hal tersebut yang dipegang oleh Sancaka dewasa untuk terus melindungi rakyat dari kejahatan. Jika kita tahu ada ketidakadilan yang terjadi di sekitar kita, jangan diam, tegakkan kebenaran! Yas


Leave a Reply